Ini Perkiraan Posisi Hilal saat Dirukyat Besok

Pemantauan hilal
Sumber :
  • FOTO ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang

VIVA.co.id – Pemerintah bersama tim astronom sejumlah organisasi masyarakat dipastikan melakukan rukyatul hilal atau pengamatan bulan pada Minggu, 5 Juni 2016, untuk menentukan awal puasa Ramadan 1437 Hijriah. Saat dipantau, posisi bulan sabit sebagai penanda awal bulan baru diperkirakan berada pada ketinggian di atas dua derajat, sehingga sangat mungkin diamati.
 
“Menurut hasil hisab (penghitungan astronomis) dari sejumlah metode, ketinggian hilal mencapai 3,21 derajat hingga 4,16 derajat,” kata Ketua Lembaga Falakiyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur, Shofiyullah, kepada VIVA.co.id, pada Sabtu, 4 Juni 2016.
 
Hilal dipantau setelah ijtimak atau konjungsi (pertemuan Matahari dengan Bulan) yang, menurut Shofi, akan terjadi pada Minggu sekira pukul 10.02 WIB. “Dengan posisi hilal di atas dua derajat, sangat mungkin hilal akan terlihat. Dengan begitu awal puasa kemungkinan besar pada hari Senin (6 Juni 2016),” katanya.
 
NU Jatim, kata Shofi, akan mengerahkan tim rukyat di 17 lokasi di beberapa daerah, yakni di Tanjung Kodok, Lamongan; Bukit Condro, Gresik; Bukit Wonocolo Kedewan, Bojonegoro; Pantai Serang dan Bukit Banjarsari, Blitar; Stradar AURI Kabuh, Jombang; dan Pantai Tanjung Mulya, Bawean.
 
Lokasi lain ialah Lapan (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) Watukosek, Pasuruan; Pantai Gebang, Bangkalan; Pelabuhan Taddan, Sampang; Pantai Ambet, Pamekasan; Bukit Sadeng, Jember; Pantai Pancur, Banyuwangi; Watoe Dhakon dan Gunung Sekekep, Ponorogo, dan Pesantren Kwagean Pare, Kediri.
 
Tim Falakiyah itu melibatkan seluruh ahli falak dari NU Jatim dan seluruh pengurus cabang lokasi rukyat dilakukan. Hasil rukyat nantinya disampaikan kepada Pengurus Besar NU di Jakarta untuk kemudian dilaporkan kepada pemerintah sebagai bahan pembahasan dalam sidang isbat (sidang penetapan awal Ramadan).