Halte Bus di Kota Ini Malah Dibolehkan Dicoret-coret

Halte Bus di Kota Ini Malah Dibolehkan Dicoret-coret
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

VIVA.co.id - Sebagai bagian kota tangguh dunia dalam program 100 Resilent Cities (100RC) yang ditetapkan Rockefeller Foundation, Kota Semarang terus berbenah mempercantik diri. Salah satunya lewat perang terbuka dengan aktivitas coret-coret (vandalisme) yang menyasar sejumlah fasilitas umum.

Perang terbuka terhadap aktivitas vandalisme itu utamanya dilakukan di sejumah halte bus. Pemerintah, sebagai penyedia halte itu, mempersilakan seluruh halte di Kota Semarang dijadikan kanvas jalanan. Kanvas jalanan itu berupa lukisan mural berbagai corak.

Perang terhadap vandalisme itu dipelopori langsung Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. Tak heran jika tiap kali mendapati halte bus di kota itu, warga akan menemukan hiasan berbagai karya mural yang menempel di dinding halte dengan beragam tema. Mulai tema-tema sederhana soal kecintaan terhadap kota, hingga tema rumit dengan balutan warna.

Menurut Wali Kota, gerakan bersama memerangi vandalisme itu berawal dari keprihatinannya melihat halte-halte bus yang kerap jadi sasaran coret-coret warga yang tak bertanggung jawab. Mulai sticker slap, coret-coret dengan cat pylox, hingga pemecahan kaca-kaca halte. 

"Sebagai kota yang masuk dalam program kota pintar (smart city), tentunya jadi hal wajib segala fasilitas umum memiliki kesan cantik. Ini cara Kota Semarang melawan vandalisme," kata Wali Kota kepada VIVA.co.id di Semarang pada Sabtu, 4 Juni 2016.

Gerakan melawan vandalisme itu, katanya, telah dimulai di awal tahun 2015. Saat itu, ia mulai memprakarsai sebuah gerakan bersama dengan nama Semarang Obah, yang mengajak masyarakat untuk mengecat ulang halte-halte bus yang dicoret-coret.

Perang terhadap vandalisme itu pun berlanjut di tahun 2016 melalui gerakan memural halte. Pemerintah Kota mempersilakan warganya untuk menyalurkan kreativitasnya pada halte-halte bus di Kota Semarang dengan tema-tema keindahan. 

"Pemuralan halte bus ini, khususnya bagi anak muda. Mereka yang hobinya coret-coret justru kami persilakan, asal coret-coretnya yang menambah keindahan untuk mempercantik kota," ujarnya.

Berdasarkan pantauan di sejumlah halte di Kota Semarang, hiasan mural itu kini banyak ditemui di sejumlah jalan utama, seperti di halte-halte Jalan Pemuda, Jalan Ahmad Yani, Jalan Pandanaran, dan beberapa lokasi lain. Mural-mural hasil kreativitas kalangan muda Kota Semarang bahkan diapresiasi warga, terutama mereka yang menggunakan fasilitas halte saban hari.

"Ini kebijakan kreatif. Kita yang menunggu di halte jadi enggak bosan. Apalagi ini jadi pendidikan bagi anak-anak tentang menggambar juga," ujar Icih, seorang penumpang bus di halte Jalan Pandanaran. (ase)