Wisata Berujung Nahas, Sekolah Diminta Tanggung Jawab
- VIVA.co.id/Adib Ahsani
VIVA.co.id – Berita tenggelamnya siwa SDN 01 Panekan di Pantai Baron, Kabupaten Gunung Kidul, DI Yogyakarta membuat keluarga terpukul. Hingga pagi ini keluarga korban di Panekan, Magetan belum mendapat informasi soal hasil pencarian siswa yang terbawa arus tersebut.
Kabar tenggelamnya lima orang siswa SD yang mengikuti wisata dari SD 01 Panekan, Kabupaten Magetan tersebut diterima oleh keluarga korban Dwi Setya Novanto (12) pada Rabu 25 Mei 2016, sekitar pukul 17.00 WIB.
“Sekitar pukul itu saya mendapat kabar bahwa anak saya tenggelam di pantai Baron. Saya waktu itu sedang di Solo bekerja,” kata Lamidi, orangtua Dwi di rumahnya di Panekan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Kamis, 26 Mei 2016.
Lamidi lalu langsung pulang ke Panekan begitu mendapat kabar duka tersebut. Kepada keluarga dikabarkan bahwa pencarian masih terus dilakukan hingga saat ini.
Lamidi mengakui, pada awalnya tidak mengetahui pasti soal tujuan wisata dalam rangka perpisahan SDN 01 Panekan tersebut. Bahkan dia mengatakan, acara perpisahan dengan wisata itu pada awalnya tidak terlalu disetujui para orangtua. Namun pihak SD terkesan memaksakan. Dia dan istrinya berharap pihak sekolah bisa bertanggung jawab dengan kejadian tersebut.
“Saya hanya tahu Pantai Baron adalah tujuan terakhir sebelum pulang kembali,” katanya menambahkan.
Sebelumnya, siswa kelas 6 SDN 01 Panekan mengadakan acara perpisahan dengan berwisata ke Yogyakarta. Mereka berangkat mengendarai bus pada Rabu dini hari sekitar pukul 03.00 WIB. Namun saat berada di Pantai Baron Gunung Kidul, Yogyakarta, 5 orang siswa tergulung arus. Empat dari mereka berhasil diselamatkan, sedangkan seorang siswa bernama Dwi Setya Novanto masih dalam pencarian hingga hari ini.
“Masak mau lulusan kok mengadakan wisata perpisahan, jauh lagi ke Yogyakarta. Secara pripadi saya tidak menyetujui tetapi kesannya pihak sekolah memaksakan dengan harus membayar 250.000 Rupiah.”
(mus)