Studi Politik Unpad: PKI Patut Diwaspadai, tapi Jangan Fobia

Kaus bergambar palu arit disita aparat Kepolisian dari seorang pedagang kopi di Kabupaten Malang pada Sabtu, 7 Mei 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/D.A. Pitaloka

VIVA.co.id - Pusat Studi Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung menilai bahwa kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) atau penyebarluasan komunisme memang patut diwaspadai. Tetapi, masyarakat dan aparat pun seyogianya bijak dan tidak perlu fobia atau takut berlebihan pada komunisme.

“Kelompok kiri itu hanya romantisme masa lalu. Ini barang lama. Memang perlu diwaspadai tapi tidak sampai fobia (ketakutan yang berlebihan) yang menguras tenaga sampai habis,” kata Muradi, ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan Unpad, di Bandung, Jawa Barat, pada Jumat, 20 Mei 2016.

Sebenarnya, kata Muradi, ada ancaman selain komunisme yang patut lebih diwaspadai, yakni radikalisme atau sikap intoleran dalam masyarakat. Jawa Barat termasuk provinsi yang rentan konflik horizontal yang dipicu sikap intoleran.

Menurut dia, kemunculan simbol-simbol komunisme yang berupa atribut maupun karya tulisan adalah pergerakan adu domba yang harus diwaspadai dan disikapi dengan langkah-langkah yang wajar. Soalnya, ajaran-ajaran radikal juga mengancam publik, terlebih terhadap kalangan generasi muda.

“Saya justru khawatir, mereka mengambil alih masjid dan menanamkan paham-paham radikalisme melalui itu (penyebaran simbol-simbol komunisme),” kata Muradi.

Dia menilai, program ketahanan pangan yang digalakkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai salah satu upaya efektif dalam memecah konsentrasi kelompok tertentu. Khusus bagi kalangan muda, kegiatan intensif dengan aparat TNI untuk menambah wawasan kebangsaan pun sangat diperlukan.

“Akan semakin merekatkan elemen masyarakat hingga level bawah. Kalau untuk generasi muda, saya rasa program bela negara sangat cocok,” katanya.