Kisah di Balik Evakuasi Korban Longsor Air Terjun Dua Warna
- VIVA.co.id/ Putra Nasution
VIVA.co.id – Tim SAR gabungan harus bekerja keras untuk mencari dan mengevakuasi korban banjir bandang dan longsor, di Air Terjun Dua Warna, Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Itu lantaran medan berat dan ekstrem menghadang mereka. Saat mengevakuasi satu jenazah perempuan, Kamis, 19 Mei 2016, misalnya. Relawan bercerita jika jenazah perempuan itu ditemukan di Desa Derek, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang. Tempat itu berjarak sekitar 6 kilometer (km) dari lokasi banjir bandang dan longsor.
Tak hanya itu. Setelah lokasi ditemukan, ternyata jenazah berada di kedalaman 150 meter dari tebing di aliran sungai Lau Betimus tersebut.
"Daerahnya sulit dijangkau. Posisi kita berada di atas. Kita harus masuk ke dalam jurang ke bawah yang dalamnya 150 meter," ujar seorang relawan evakuasi, Risman Lase, Jumat dini hari, 20 Mei 2016.
Petugas SAR, dibantu masyarakat sekitar, bekerja sama untuk turun ke dalam aliran sungai tersebut.
Usai itu, jenazah yang sudah membusuk tersebut dimasukkan ke dalam kantong mayat. Kemudian mayat ditarik menggunakan tali. "Lokasi curam tempat ditemukan mayat itu," ujarnya.
Butuh waktu sekitar lima jam bagi tim SAR untuk mengevakuasi jenazah ini. Setelah berhasil diangkat, jenazah dibersihkan dan dibawa ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Medan untuk dilakukan identifikasi.
Dalam mengevakuasi jenazah itu, petugas SAR dibantu masyarakat sekitar. "Masyarakat ikut bersama kita melakukan evakuasi karena mereka yang mengetahui persis daerahnya. Makanya, harus bekerja keras kita evakuasi korban ini," ujarnya.
Dengan penemuan jenazah itu, tim telah berhasil mengevakuasi 17 orang dari 21 korban tewas dalam musibah itu.
Kini, tim SAR masih melakukan pencarian terhadap empat korban lainnya, yang masih dinyatakan hilang dalam bencana itu.