Rumah Digusur PT KAI, Warga Tebar Ancaman

Penggusuran permukiman warga Kebonharjo Semarang oleh aparat TNI/Polri ricuh, Kamis (19/5/2016).
Sumber :
  • Dwi Royanto/ VIVA.co.id

VIVA.co.id – Penggusuran permukiman warga akibat program reaktivasi jalur rel kereta api Stasiun Tawang-Pelabuhan Tanjung Emas, di Desa Kebonharjo, Semarang, Jawa Tengah, Kami, 19 Mei 2016, berlangsung ricuh.

Warga yang menolak rumahnya digusur melakukan perlawanan, dengan mengadang aparat di lokasi perkampungan mereka. Pembongkaran permukiman warga ini merupakan buntut dari sengketa lahan antara warga Kebonharjo dan PT KAI. 

Perusahaan yang mengurusi kereta di Indonesia itu mengklaim sebagai pemilik lahan, berdasarkan sertifikat groundkart sejak zaman Belanda.

Sebaliknya, warga berkukuh sah menghuni lahan, karena mengantongi Sertifikat Hak Milik (SHM) yang dikeluarkan Badan Pertanahan Nasional wilayah Semarang.

Kericuhan mereda setelah Wali Kota Semarang Hendar Prihadi, Kapolrestabes Semarang Kombes Pol. Burhanudin, dan Senior Manager Aset PT KAI Daop 4 Semarang Eman Sulaiman menemui perwakilan warga. Akhirnya, aparat keamanan pun ditarik dari lokasi.

Sementara itu, Wali Kota Semarang yang menginisiasi pertemuan seluruh pihak tersebut meminta warga Kebonharjo yang tidak punya sertifikat untuk segera membongkar rumah mereka, sesuai dengan kesepakatan yang telah diteken seluruh pihak.

"Saya menggaransi rumah yang bersertifikat, PT KAI tidak boleh melakukan pembongkaran," kata dia usai bertemu warga.

Namun, penarikan aparat tak lantas meredakan emosi warga.

Dalam sebuah akun Twitter, @purwosumirat, yang mengaku sebagai salah satu warga, mengancam akan menghilangkan nyawa karyawan PT Kereta Api Indonesia (KAI). 

"Saya bersumpah akan melukai/bunuh setiap karyawan PT KAI dan saya dan warga akan meneror Stasiun Tawang," bunyi cuit di akun itu.

Tak lupa, dalam cuitannya, dia juga mencantumkan akun resmi Twitter Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi.

Sontak, yang empunya akun membalas, "Jaga kondusifitas mas, tetap tenang."

Beragam netizen pun ikut menyahuti cuitan @purwosumirat ini. Salah satunya, Erlangga dengan akun @Erlangga_hanief. Dia meminta agar pemilik akun menaati aturan terkait dokumen kepemilikan tanah sengketa itu.

Akun lainnya, @FirdausFirdian justru menenangkan pemilik akun itu. "Tetap tenang mas. Jangan terprovokasi, nanti tambah runyam," katanya.

Meski begitu, @purwosumirat berkukuh. "Tanah leluhurku diinjak-injak mas," balasnya.