Cegah Pencaplokan, 10 Pulau Terluar Indonesia Diberi Nama
- Antara/ Irwansyah Putra
VIVA.co.id – Banyaknya pulau belum berpenghuni dan tanpa nama di wilayah terluar Nusa Tenggara Timur (NTT), membuat Pemerintah Provinsi NTT bertindak.
Khawatir terjadinya upaya pencaplokan terhadap pulau terluar itu oleh pihak asing, Pemprov NTT menandai dan memberi nama 10 pulau terluar di Kabupaten Rote Ndao dan Kabupaten Manggarai Barat. Nama-nama itu juga segera didaftarkan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa .
Pemberian nama dan pembakuan pulau ini dilakukan secara serentak di Pulau Usu, Rote Ndao, NTT, dengan melakukan penandatanganan prasasti.
Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengatakan, masih banyak pulau-pulau di wilayah NTT yang belum berpenghuni dan belum diberi nama oleh pemerintah setempat.
"Untuk melindungi pulau-pulau tersebut, terutama pulau-pulau yang berada di gugusan pulau terdepan NKRI di wilayah NTT, pihak Pemerintah Provinsi NTT bersama TNI melakukan kegiatan sambang pulau, sekaligus pembakuan dan pemberian nama terhadap 10 pulau," ujar Frans di Pulau Usu, Rote Ndao, Senin, 16 Mei 2016.
Pada kesempatan ini, Dandrem 161 Wirasakti/Kupang, Brigjen Heri Susilo mengatakan, TNI selalu siap siaga menjaga seluruh pulau yang masuk dalam gugusan pulau terdepan di wilayah NTT. "Yang berbatasan dengan negara luar, baik yang belum berpenghuni dan belum diberi nama, dan telah berpenghuni, agar tidak dicaplok atau diduduki pihak asing."
Sepuluh pulau yang dibakukan dan diberi nama itu adalah 7 pulau di Roten Ndao, yakni Pulau Bolo Telu Kona, Nusa, Piabilba, Namobere, Nusa Boti, Pundi Ama, dan pulau Tia Fula.
Sedangkan sisanya berada di Kabupaten Manggarai, yakni Pulau Nusa Dua, Nusa Tiga dan Pulau Singo Edan.
Wilayah NTT memiliki luas daratan 47,349 kilometer persegi dengan lautan 200 ribu kilometer persegi. Dalam wilayah ini, terdapat sedikitnya 655 pulau, 134 pulau diantaranya belum diberi nama.
Laporan: Frits Floris - Kupang, NTT