Ini Agenda Presiden Joko Widodo di Korea Selatan
- REUTERS/Edgar Su
VIVA.co.id – Setelah menempuh perjalanan selama hampir tujuh jam dari Bandara Internasional Ngurah Rai Bali, Pesawat Kepresidenan yang ditumpangi Presiden Joko Widodo dan rombongan mendarat di Seongnam Air Base Seoul, Korea Selatan (Korsel), Minggu 15 Mei 2016 pukul 17.05 Waktu Setempat (WS).
Presiden disambut oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Korea, Jhon A. Prasetio, Kepala Protokol Negara Republik Korea, Choi, Menteri Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata Korea, Kim Jong-deok.
"Sejak pintu pesawat dibuka, terdengar dentuman meriam sebanyak 21 kali yang menandakan bahwa kunjungan Presiden Jokowi ke Republik Korea adalah kunjungan kenegaraan. Setelah berjabat tangan dengan para penyambut,” demikian tertulis keterangan pers yang diterima VIVA.co.id dari Tim Komunikasi Presiden, Minggu 15 Mei 2016.
Selanjutnya Presiden bersama rombongan meninggalkan Seongnam Air Base dengan kendaraan menuju hotel tempat menginap selama berada di Korea. Di lobby hotel, Presiden disambut oleh Wakil Kepala Perwakilan KBRI Seoul, Cecep Herawan beserta staf dan atase teknis KBRI Seoul," demikian tertulis keterangan pers yang diterima VIVA.co.id dari Tim Komunikasi Presiden, Minggu 15 Mei 2016.
Presiden dan rombongan kemudian menuju ruang pertemuan untuk bertemu Diaspora dan masyarakat Indonesia di Korea. Lalu besok, Senin 16 Mei 2016, Jokowi akan melakukan pertemuan bisnis dan menandatangani tujuh nota kesepahaman (MoU) yaitu mengenai kemaritiman, industri kreatif, antikorupsi, restorasi hutan gambut, teknologi pertahanan, kawasan ekonomi khusus, penelitian pengembangan energi dan mineral untuk energi bersih.
Malam harinya Jokowi akan bertemu dengan Presiden Republik Korea, Park Geun-Hye di Istana Kepresidenan dan melakukan jamuan makan malam kenegaraan untuk menghormati Presiden Republik Indonesia dan Ibu Hj. Iriana Joko Widodo.
"Secara ekonomi Republik Korea merupakan mitra strategis, yaitu sebagai mitra perdagangan keenam untuk ekspor Indonesia dan keempat untuk impor, serta termasuk investasi terbesar kelima di Indonesia pada 2015," tulis keterangan pers tersebut.
Dalam bidang budaya, hubungan kedua dinilai sangat strategis dengan jumlah masyarakat Indonesia di Korea yang cukup besar sehingga dapat menjadi agen promosi bagi budaya Indonesia ke Korea baik dalam hal kesenian tradisional nusantara maupun dalam bidang kuliner.