Menhan Sebut Peran Kivlan Zen dalam Pembebasan Empat WNI
- REUTERS/Darren Whiteside
VIVA.co.id - Pemerintah mengakui ada peran mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat, Mayor Jenderal TNI (Purn) Kivlan Zen, dalam upaya pembebasan sandera dari kelompok bersenjata Abu Sayyaf.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menjelaskan, proses pembebasan empat warga Indonesia yang ditawan Abu Sayyaf, lebih besar peran diplomasi yang dilakukan pemerintah Filipina.
"Itu diplomasi lebih banyak bantuan Filipina," kata Ryamizard kepada wartawan seusai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, pada Jumat, 13 Mei 2016.
Namun, Ryamizard menambahkan, peran Indonesia sebenarnya juga tidak kecil, termasuk keberadaan Kivlan Zen, yang memang memiliki kedekatan dengan petinggi Organisasi Pembebasan Bangsa Moro (MNLF).
Dalam sejarahnya, Kivlan pernah memimpin Pasukan Konga 17 di Filipina yang menjadi pengawas genjatan senjata, setelah perundingan antara MNLF pimpinan Nur Miswari dengan pemerintah Filipina. Kivlan memanfaatkan kedekatan dan jejaringnya dengan Nur Misuari untuk melobi kelompok Abu Sayyaf.
"Pak Kivlan Zen dulu juga sempat tugas di sana misi perdamaian (dan) keamanan. Kenal dengan Nur Miswari," ujar Ryamizard.
Pada Rabu, 11 Mei 2016, empat warga Indonesia yang disandera Abu Sayyaf berhasil dibebaskan. Mereka adalah awak kapal tunda Hendry, yakni Moch. Ariyanto Misnan, Lorens MPS, Dede Irfan Hilmi, dan Samsir. Pembebasan itu menyusul sepuluh warga Indonesia yang lebih dulu dilepas penyandera dari faksi lain dalam kelompok Abu Sayyaf.
Presiden bersyukur atas keberhasilan upaya pembebasan warga Indonesia itu. Kepala Negara menyebut pembebasan itu adalah buah kerja sama pemerintah Indonesia dengan pemerintah Filipina.