Kasus Yuyun, Fahri Hamzah: Tak Cukup Hanya Himbauan Moral
- ANTARA FOTO/Dewi Fajriani
VIVA.co.id – Kasus pemerkosaan dan pembunuhan terhadap Yuyun, bocah 14 tahun, menimbulkan kemarahan publik. Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah, mengatakan kasus seperti ini bisa menjadi alert system bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam sistem sosial di Indonesia. Ia menyebut berbagai faktor yang melatarbelakangi.
"Mungkin ini sangat dipengaruhi oleh tumbuhnya penyakit masyarakat di era modern ini, baik yang ditularkan dari media, transaksi obat-obatan, minuman keras, ini harus menjadi alert system," kata Fahri, ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu 4 Mei 2016.
Fahri meminta Puan menggelar rapat koordinasi terkait ini. Namun Fahri mengingatkan agar outputnya tidak hanya reaktif.
"Nggak bisa menghadapi pribadi-pribadi dengan himbauan moral, harus sistem. Keluarlah dari situasi darurat, bikin sistem, jangan terprovokasi. Ada yang diperkosa terus dikebiri, nggak bisa begitu," terang Fahri.
Selain itu, pemerintah juga diminta menciptakan atmosfir yang memberikan keadilan semaksimal mungkin pada keluarga korban. Juga yang bisa membuat pelaku dituntut seadil-adilnya.
"Korban sudah terlalu banyak," katanya.
Yuyun dilaporkan terbunuh pada 4 April 2016. Saat itu jasadnya ditemukan dalam kondisi setengah telanjang dengan kaki dan tangan terikat.
Tubuhnya membusuk. Pemeriksaan polisi, ia diperkosa oleh 14 orang remaja di desanya. Visum dokter menunjukkan ia diperkosa secara brutal. Sebanyak 12 pelaku sudah diamankan kepolisian setempat.