Anggotanya Tewas oleh Turis Prancis, Polda Bali Tak Siap?
- ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
VIVA.co.id - Anggota Polsek Kuta Utara, Anak Agung Putu Sudiarta, tewas dalam drama penyergapan seorang turis Prancis yang dikenal sering membuat onar, Amokrane Sabet, beberapa hari lalu. Namun, Polda Bali membantah tidak siap dalam penyergapan itu.
"Kami sudah sesuai prosedur. Kami ingin melakukannya dengan damai, dalam arti tidak ada kegaduhan kemudian Amokrane bisa kami bawa," ungkap Kabid Humas Polda Bali, Komisaris Besar Hery Wiyanto, Rabu 4 Mei 2016.
Namun, kata Hery, Amokrane bertindak di luar dugaan. Akhirnya terjadilah insiden yang membuat salah satu anggotanya tewas.
"Tetapi dia (Amokrane) sendiri yang secara brutal melakukan perlawanan kepada kita," katanya.
Hery mengklaim sudah membuat skenario-skenario. Sebelum menyergap, lanjut dia, mereka sudah melakukan rapat pendahuluan, membahas apa yang harus mereka kami lakukan.
"Sudah kami simulasikan kalau terjadi begini. Kami sudah membawa peralatan yang melumpuhkan sifatnya. Antara lain kita membawa alat kejut. Kami ketahui sendiri, memang Amokrane ini sangat brutal," tambah Hery.
Seorang warga negara Prancis bernama Amokrane Sabet, tewas ditembak kepolisian Bali di tempatnya tinggal, di Banjar Tegal Gundul, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali, Senin, 2 Mei 2016.
Pria yang memiliki banyak tato tersebut menusukkan sebilah pisau kepada seorang anggota Polsek Kuta Utara, Brigadir Anak Agung Putu Sudiarta, yang hendak menjemputnya ke kantor polisi.
Baca:
Amokrane Sabet sebelumnya telah dilaporkan oleh sejumlah warga, karena kerap berbuat onar. Bahkan, diketahui dia juga pernah tidak membayar di sebuah restoran, hingga membuat dirinya sempat di-blacklist di kawasan Seminyak.
Aksi arogan dan nekat yang kerap dilakukan pria tersebut rupanya membuat banyak orang bertanya-tanya, siapa sebenarnya pria tersebut dan mengapa ia berani melawan polisi.
(ren)