10 ABK Asal Indonesia Korban Salah Sasaran?
- Sahrul Ramadhan/Makassar
VIVA.co.id – Rinaldi, salah satu anak buah kapal (ABK) Brahma 12 yang disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf di Filipina selama beberapa pekan, memiliki kenangan tersendiri selama ditahan kelompok radikal tersebut.
Pria berusia 21 tahun itu mengisahkan perjalanannya sejak menjadi sandera. Ia mengaku, sempat diperlakukan dengan cara yang kasar.
"Waktu hari pertama saja, pas ditangkap, yang kena tendang itu saya. Karena mereka kira saya ini orang Malaysia. Soalnya, di belakang kapal ada bendera Malaysia," ujarnya saat ditemui di kediamannya, Jalan Tinumbu, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa 3 Mei 2016.
Pria yang berprofesi sebagai juru mudi di kapal tersebut juga membeberkan, jika ia dan rekannya merupakan target salah sasaran.
"Karena, di sebelah kanan kapal itu memang ada dipasang bendera Malaysia. Kapal kita juga lewati perairan Malaysia," jelasnya.
Kendati hari pertama sempat mengalami kontak fisik, sepanjang 35 hari berikutnya ia diperlakukan dengan baik. Bahkan, mereka kerap saling mengobrol.
"Mereka pakai Bahasa Inggris. Ada juga yang pakai Bahasa Melayu, jadi kita semua bisa mengerti. Selama di sana, mereka tidak pernah kurang ajar. Kalau mau makan, makan sama-sama. Apa yang mereka makan, kita makan juga. Kalau waktu salat, kita juga salat," lanjutnya.
Ia menambahkan, selama dalam masa penyanderaan, mereka lebih banyak menghabiskan waktu di tengah hutan.
"Waktu hari pertama saja kami ditaruh di dalam pondok. Selebihnya di hutan, karena mereka juga lagi kejar-kejaran dengan tentara Filipina,” katanya.