Identitas DPO Terorisme yang Tewas di Poso Terungkap

Kelompok teroris pimpinan Santoso di hutan persembunyian mereka di Poso saat masih lengkap beberapa waktu silam.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Abdullah Hamann

VIVA.co.id –  Pihak kepolisian telah memastikan identitas korban yang tertembak dalam pengecekan orang tidak dikenal di desa Patiwunga, kecamatan Poso Pesisir Selatan, Poso, Sulawesi Tengah. Korban tewas pada Minggu 24 April 2016 lalu, tepat di depan SMP Negeri 1 Poso Pesisir Selatan, dinyatakan sebagai terget perburuan Satgas Tinombala yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) kasus tindak pidana terorisme.   
 
Dari hasil identifikasi yang dilakukan Tim Inafis Satgas Tinombala, bersama Tim DVI Biddokes Polda Sulawesi Tengah di Rumah Sakit Bhayangkara Palu, polisi menyebutkan jenazah merupakan satu dari enam warga negara Tiongkok, suku Uighur keturunan Turkistan pengikut Santoso.
 
Dia adalah Mustafa Genc alias Mus’ab. Ia tewas terkena luka tembak di bagian kaki dan wajah, saat terjadi kontak senjata antara aparat keamanan dengan kelompok terduga teroris. Dari tangan tersangka, Tim Satgas menyita satu bom rakitan aktif.
 
“Untuk yang bersangkutan adalah suku Uighur, atas nama Mus’ab, kalau yang dikenali. Kemudian dari hasil pengakuan atau pun keterangan dari beberapa tersangka yang sudah menyerahkan diri, maupun yang sudah tertangkap terdahulu, perannya adalah sebagai penembak,” ujar Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah, AKPB Hari Suprapto di Mapolres Poso, Rabu 27 April 2016.
 
Mustafa alias Mus’ab diketahui memiliki peranan sebagai tim penembak karena keahliannya dalam menembak. Dia bersama beberapa warga negara asing lainnya bergabung dengan kelompok Santoso sejak tahun 2014 silam.
 
Dengan tewasnya Mustafa, DPO yang merupakan warga negara asing tinggal satu orang. Dia adalah Ibrohim, yang diperkirakan masih hidup dan masih bersatu bersama kelompok Santoso lainnya.  
 
Hingga kini, aparat gabungan TNI dan Polri yang tergabung dalam Satgas Operasi Tinombala masih terus melakukan pengejaran dan penyisiran, untuk menangkap anggota kelompok MIT lainnya. Dan target utamanya adalah Santoso alias Abu Wardah dan Basri alias Bagong.

Laporan: Mitha Meinansi/Poso