Pemerintah Sudah Tahu Lokasi Penyanderaan WNI

Pria diduga menjadi pemimpin kelompok bersenjata Abu Sayyaf di Filipina (kiri). Foto ini diambil oleh polisi Filipina beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • VIVA.co.id/CBC news

VIVA.co.id –Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengatakan, pemerintah sudah mengetahui lokasi penyanderaan 10 WNI oleh kelompok Abu Sayyaf dan 4 WNI terakhir yang juga disandera oleh kelompok bersenjata di Filipina.

“Sudah tahu itu karena sekarang ini sangat gampang untuk mengetahui itu,” kata Pramono di Kantor Kepresidenan sebagaimana dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Rabu, 27 April 2016.

Selain itu, upaya-upaya terus dilakukan termasuk mengundang otoritas Filipina dan Malaysia ke Indonesia. Pemerintah akan mengundang Menteri Luar Negeri (Menlu) dan Panglima Angkatan Bersenjata Filipina dan Kepolisian Malaysia ke Jakarta untuk membahas penguatan keamanan daerah perbatasan antara Indonesia, Malaysia dan Filipina.

Dia menjelaskan, pertemuan diharapkan menguatkan kesepahaman untuk menjaga daerah bersama-sama sehingga apabila terjadi penyanderaan, ketiga negara harus menangani bersama. Tak hanya itu, upaya pencegahan juga akan gencar dilakukan.

“Hanya saja upaya-upaya tersebut tidak bisa disampaikan secara terbuka kepada masyarakat,” kata Pramono.

Sebelumnya Presiden Jokowi mengatakan,  komunikasi terus dilakukan baik dengan Pemerintah Filipina maupun dengan pihak penyandera. Permasalahan ini diupayakan bisa selesai dalam waktu dekat. Namun Jokowi mengatakan, hingga saat ini pemerintah tak berencana memenuhi uang tebusan yang diminta Kelompok Abu Sayyaf dan faksinya.

“Memang kita ingin agar sandera itu segera bisa dilepas tetapi kita juga harus sadar bahwa itu berada di negara lain. Kalau kita mau masuk ke sana juga harus ada izin, kalau kita mau menggunakan TNI, kita juga izin,” kata Presiden Jokowi.

(mus)