Terpidana Teroris Ali Imron Kelola Website dalam Sel
- VIVA.co.id/D.A Pitaloka
VIVA.co.id – Terpidana Teroris Ali Imron mengaku memiliki website bernama Ali Imron.com, yang dikelola dari dalam bilik penjara. Website tersebut, berisi aneka pemikiran Ali Imron yang mengaku kini telah sadar dan merasa bersalah telah terlibat dalam Bom Bali Satu di Indonesia.
Ali Imron mengatakan, ingin ikut membantu bangsa untuk menanggulangi terorisme. Pada hari ini, Senin 25 April 2016, Ali Imron keluar dari tahanan Mako Brimob untuk menjadi pembicara dalam acara deradikalisasi yang diadakan oleh Resimen Mahasiswa Jawa Timur di Malang.
Ali Imron bersama Umar Patek dan Jumu Tuani didapuk menjadi pembicara seputar terorisme di Indonesia, dampaknya dan bagaimana cara menanggulanginya. Ali Imron mengaku gembira bisa menjadi bagian dari itu.
“Kalau saya siap terus untuk kebaikan bersama negara dan bangsa kita, tetapi apakah ada izin dari pihak berwenang untuk itu. Harapan saya ,bisa diizinkan ikut menanggulangi terorisme,” kata Ali Imron di Malang.
Menurutnya, upaya memerangi terorisme sudah dilakukan sebelumnya, sejak dia berada di balik jeruji besi. Terpidana teroris yang bersalah karena merakit 1 ton bom Bali itu juga mengelola webiste dari balik penjara. Nama websitenya menggunakan namanya sendiri, AliImron.com.
“Awalnya kok bisa enak ya, teroris itu punya website. Akhirnya, saya yang sudah tobat menyampaikan ke Densus, bisa enggak saya (punya website). Karena, saya ini bisa menulis dan enggak mau main belakang (diam-diam mengelola website),” katanya.
Jika dilihat dari websitenya, postingan pertama diunggah pada Maret 2012, berupa kronologis terjadinya Bom Bali yang ditulis sendiri oleh Ali Imron, serta keresahannya melihat perkembangan teroris di Indonesia.
Ali Imron terlihat cukup aktif di webnya dan postingan terakhir diunggah pada 7 April lalu. Website tersebut, menurutnya, sudah atas persetujuan dari aparat Kepolisian. “Akhirnya diizini oleh pihak berwenang,” katanya.
Menurutnya, kampanye deradikalisasi penting dilakukan untuk menangkal gerakan teroris yang juga gencar di dunia maya. Dia meminta orangtua untuk rajin mengawasi penggunaan internet anak mereka lewat gawai mereka. Selain itu, peran orangtua juga penting untuk mengarahkan anak, agar terhindar dari pergaulan yang salah.
“Jika kalian NU, maka ajak anak kalian mengaji di NU. Jika Muhammadiyah, ajak ikut pengajian Muhammadiyah. Jangan sampai menyimpang ikut pengajian yang lain-lain. Gambarannya, teroris bisa merekrut seseorang menjadi pengantin dalam dua jam saja,” tuturnya. (asp)