Menkumham Mengaku Ada Sipir Tempeleng Napi di Lapas Banceuy
- VIVAnews/Ahmad Rizaluddin
VIVA.co.id - Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Hamonangan Laoly, mengakui ada tindakan kekerasan di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Banceuy, Bandung, yang dilakukan sipir kepada narapidana. Kekerasan itu biasanya dilakukan untuk memaksa agar narapidana yang bersangkutan mau mengakui kesalahannya.
Menteri menyebut bahwa Lapas Banceuy adalah tempat narapidana yang mayoritas melakukan tindakan pidana kejahatan narkotik.
"Kalau untuk pemeriksaan mungkin untuk force-nya (tindakan kekerasan) ada sedikit colek-colek, bukan penyiksaan, beda. Mungkin tempeleng lah kira-kira," kata Yasonna dalam konferensi pers di kantornya pada Minggu, 24 April 2016.
Namun, Menteri mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan sipir itu sering untuk memaksa para napi mengakui membawa atau memiliki narkotik. Menurutnya, hal yang dilakukan sipir masih sesuai standar operasional prosedur.
“Biasalah, ada hal itu, karena coba bayangkan ketakutan mereka sebagai KPLP (Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan), karena pemeriksaan di sana itu temponya kencang," katanya.
Ditambahkan Yasonna, tidak semua sipir melakukan itu. Ada beberapa sipir yang juga peduli, apalagi jika narapidana mau bekerja sama dengan mengakui kesalahannya. Hal itu dilakukan agar segera menemukan barang bukti yang memang sulit dideteksi.
"Kan barang bukti itu kalau masuk kamar mandi, sudah hilang atau barang itu susah dideteksinya. Memang itu (sipir) punya hak untuk itu, dia mau cepat, tapi itu masih dalam kendali," ujar Menteri.
(ren)