Ahok Pantas 'Serang' Oknum BPK, ujar Ruhut
- ANTARAFOTO/Rosa Panggabean
VIVA.co.id - Anggota Komisi III DPR,Ruhut Sitompul, menilai koleganya dari Partai Gerindra, Desmond Mahesa, salah kaprah saat menyatakan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), menghina lambang negara di tengah polemiknya dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Menurut Ruhut, Ahok hanya berselisih paham dengan oknum-oknum BPK, bukan menghina lembaga negara itu secara institusional.
Maka dia menilai tuduhan Desmond atas Ahok itu berlebihan. "Tolonglah menuduh orang itu, menuduh menghina lambang negara itu. Nuduh harus lihat kronologinya, gimana ceritanya," kata Ruhut ketika dihubungi VIVA.co.id, Jumat 15 April 2016.
Jika melihat kronologinya, lanjut Ruhut, Ahok dinilai pantas menyerang oknum-oknum BPK. Sebelumnya, Ahok menuding BPK tendensius dalam hasil audit investigasi terkait dugaan korupsi pembelian sebagian lahan Rumah Sakit (RS) Sumber Waras oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI.
Itulah yang membuat Wakil Ketua Komisi III DPR, Desmond Mahesa, menganggap sikap Ahok – yang menuding data dari BPK terkait Rumah Sumber Waras tidak benar - sama seperti merendahkan lambang negara.
Selain itu, Ruhut juga menyindir Ketua BPK, Harry Azhar Azis, yang namanya tercantum dalam skandal Panama Papers. "Sekarang oknumnya pantas dihina. Gimana itu Panama Papers," ujar politikus Partai Demokrat itu.
Karena namanya tersangkut, Ruhut menyarankan agar Harry dicopot dari jabatannya sebagai ketua BPK. Dia juga mendesak untuk dilakukan penyelidikan terhadap oknum-oknum BPK yang memiliki aktivitas finansial mencurigakan. "Yang memimpin lembaga jangan ngomong bisnis lagi," kata Ruhut.
Soal namanya masuk dalam bocoran dokumen Panama Papers, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Harry Azhar Aziz merasa tak salah. "Apakah Panama Papers itu salah? Saya tidak bersalah," kata Harry di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu 13 April 2016. (ren)