Din Syamsudin: Kematian Siyono Bisa Memicu Teroris Baru
- VIVAnews/Fajar Sodiq
VIVA.co.id – Mantan Ketua PP Muhammadiyah, Din Syamsudin, meminta masyarakat memahami langkah yang diambil PP Muhammadiyah untuk mendampingi keluarga terduga teroris, Siyono.
Menurutnya, langkah itu merupakan sesuatu yang wajar dan harus diambil, karena keluarga Siyono meminta pendampingan kepada Muhammadiyah untuk melaporkan kematian Siyono ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).
“Makanya, saya meminta kepada masyarakat agar menghormati apa yang sedang terjadi. Terlebih hasilnya juga sudah diketahui,” kata Din saat meresmikan Fakultas Kedokteran di Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS), Jawa Timur, Kamis, 14 April 2016.
Din menegaskan, sejak awal Muhammadiyah selalu mengecam terorisme. Sebab, hal itu bertentangan dengan nilai-nilai agama. Namun, perang melawan terorisme menurutnya tidak bisa dilakukan dengan cara kekerasan. Sebab, hal itu justru menyuburkan radikalisme yang menjadi bibit terorisme.
Din mengungkapkan, dalam memerangi terorisme, masyarakat dan aparat tidak selayaknya menggunakan cara-cara teroris.
“Misalnya kita menghilangkan nyawa seorang terduga teroris tanpa proses hukum, maka hal itu akan membuat marah setidaknya 20 orang yang berada di sekitarnya, lalu akan muncul pelaku teror lainnya,” kata Din.
Sebelumnya diketahui Siyono tewas setelah ditangkap tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror. Menurut hasil visum Polri, dia tewas setelah terkena benda tumpul di kepalanya akibat melakukan perlawanan.
Namun, tim forensik independen dari PP Muhammadiyah mengungkapkan temuan berbeda. Hasil autopsi mereka menyimpulkan Siyono tewas karena tulang rusuknya patah dan menusuk ke jantung. (ase)