Massa Gerakan Muslim Tuntut Densus 88 Dibubarkan
- Moh Nadlir/VIVA.co.id
VIVA.co.id – Puluhan massa dari Gerakan Muslim Nusantara (GMN) mendatangi kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), menuntut tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror dibubarkan.
Hal ini menanggapi peristiwa meninggalnya terduga teroris asal Klaten Jawa Tengah, Siyono Maret lalu, setelah ditangkap Densus 88.
Salah satu orator unjuk rasa, Abu Nusaiba, mengatakan bahwa kedatangan kelompok ini sekaligus menyampaikan rasa keprihatinan atas ulah Densus 88 yang dinilai menebar teror kepada umat Islam.
"Kami datang ingin menyampaikan rasa prihatin, karena Densus 88 telah menebar teror umat Islam. Densus terbukti melakukan itu," kata dia di kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 11 April 2016.
Dalam aksi ini, GMN mendesak Presiden segera membubarkan Densus 88. Agar Densus tak bisa lagi main hakim sendiri saat menangkap orang. "Kami minta pula agar Densus berhenti melakukan intimidasi kepada para keluarga korban yang ditangkap karena diduga sebagai teroris," ujar Abu Nusaiba.
"Bubarkan Densus 88, Tangkap Densus 88, karena itu kami mendesak pembentukan pengawas kinerja Densus 88 dari para tokoh muslim," tegasnya.
Seperti diketahui, Komnas HAM, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan sejumlah aktivis hari ini rencananya akan mengumumkan hasil autopsi kematian Siyono, yang dilakukan tim dokter forensik independen dari PP Muhammadiyah.
Dari hasil autopsi itu terungkap, bahwa jenazah Siyono belum pernah diautopsi sebelumnya. Meski Polri menyatakan telah melakukan pemeriksaan atas meninggalnya Siyono.
Selain itu, adanya tulang yang patah di beberapa bagian tubuhnya. Seperti di bagian dada, diduga akibat benturan benda tumpul.