Buwas: Kasus Perwira TNI Bukti Tak Ada Lini Kebal Narkoba

Ilustrasi Narkoba
Sumber :
  • poskota.co.id

VIVA.co.id – Tertangkapnya Komandan Distrik Militer (Dandim) 1408/Makassar, Kolonel Inf. Jeffry Octavian Rotti, dalam penggerebekan narkoba, Rabu dinihari, 6 April 2016, menurut Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komisaris Jenderal Budi Waseso, menjadi bukti jaringan narkoba sudah merasuki semua lini.

Apalagi sebelumnya, BNN dan TNI juga pernah mengungkap peredaran narkoba di lingkungan Kompleks Kostrad di Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Februari 2016 lalu.

"Jadi sekarang semua lini, jadi sekarang yang di lapas ya, yang di mana-mana ya," jelas Komjen Buwas, sapaan akrab Budi, usai Sidang Kabinet Paripurna di Gedung Utama Sekretariat Negara, Jakarta, Kamis 7 April 2016.

Kondisi ini membuktikan bahayanya peredaran narkoba. Di mana jaringannya, menyebar sampai ke dalam penjara. Saat ini, BNN sedang fokus memutus rantai sindikat pengedar narkoba di lingkungan lapas, yang menurut Buwas, menjadi pasar 50 persen peredaran narkoba di Indonesia.

"Kalau sampai seandainya itu bisa ditertibkan, di jaringan di lapas itu sudah mengurangi 50 persen lah dari ini (peredaran narkoba). Ini juga kita kan mengungkap beberapa tempat yang sekarang kita sedang ungkap jaringan-jaringan itu secara bersamaan," jelas mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri ini.

Terkait dengan penggerebekan terhadap Dandim Makassar, dia mengakui sebelumnya sudah berkoordinasi dengan TNI sehingga kasus ini bisa langsung diproses Polisi Militer (POM) TNI.

"Setiap kali menemukan oknum, kita (BNN) ini selalu berkoordinasi dengan instansi atau kesatuan itu. Supaya penanganannya bersama-sama. Seperti yang kemarin kita juga bersama-sama, akhirnya yang menangani dari internalnya (TNI)," jelas Komjen Buwas.

Seperti diberitakan sebelumnya, penggerebekan di sebuah hotel di Kota Makassar, Rabu dini hari, 6 April 2016, menangkap dua petinggi militer yang sedang menggunakan narkoba. 

Mereka adalah Dandim Makassar, Kolonel Inf. Jeffry Octavian Rotti, dan Kepala Pusat Pengendalian Operasi Kodam VII Wirabuana, Letkol Iman Santoso. Pemeriksaan urine menyatakan keduanya positif menggunakan narkoba jenis blue safir.