Uang Damai untuk Istri Siyono Masih Disimpan Muhammadiyah
- Fajar Sodiq
VIVA.co.id - Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM dan Kebijakan Publik, Busyro Muqoddas mengatakan, uang dua gepok dari Mabes Polri untuk istri terduga teroris Siyono masih disimpan dan belum pernah dibuka.
"Uang itu masih kami simpan, sebelumnya sudah saya sampaikan," ujar Muqoddas di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin, 4 April 2016.
Namun, Busyro enggan merinci apakah uang dua gepok yang terbungkus rapi itu dari institusi Polri atau tidak. Bahkan, saat pertemuan dengan Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti, masalah uang itu juga tidak disampaikan kepada media.
"Beliau tidak ada komentar soal itu. Kita tidak buka, Bu Suratmi juga tidak mau buka. Itu dibungkus lakban, dan masih utuh," katanya.
Ia juga enggan menyimpulkan lebih dini mengenai adanya rencana mengembalikan yang dua gepok dari Polri tersebut. "Pokoknya nanti kita rembukan dengan tim advokasi, dan Bu Suratmi kan masih syok ya," katanya.
Sebelumnya, Siyono, 33 tahun, warga Klaten, Jawa Tengah yang menjadi terduga teroris, meninggal pada Jumat siang, 11 Maret 2016. Dia tewas, setelah dijemput paksa dan diperiksa tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri.
Tewasnya Siyono menurut kepolisian karena pria itu melakukan perlawanan terhadap aparat di dalam mobil yang membawanya. Hingga dikembalikan kepada keluarga, dan jenazah Siyono belum diautopsi. Karena itu, penyebab pasti kematiannya belum diketahui secara medis.
Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengakui telah memberi dua gepok uang kemanusiaan untuk istri Siyono. Ia juga membantah uang yang diberikan anggota Polri kepada keluarga agar permasalahan tersebut diselesaikan secara kekeluargaan.
Sebelumnya, Suratmi istri Siyono mengaku diberi uang dua gepok dalam bungkusan oleh seorang wanita bernama Ayu yang merupakan anggota Kepolisian. Perempuan tersebut pula yang membawa dirinya bersama keluarga ke Jakarta untuk menjemput jenazah Siyono.
Dua gepok uang tersebut dibungkus dengan koran bekas. Suratmi mengaku tak berani membuka dan menghitung uang dalam bungkusan hingga saat ini. Uang itu kini telah diserahkannya kepada Muhammadiyah Yogyakarta yang akan membantu Suratmi memperkarakan kasus tersebut.
"Uang itu diberikan di Hotel Leaf Jakarta tempat saya menginap. Saya menduga Ibu Ayu adalah Polwan," katanya di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Selasa 29 Maret 2016.
Menurut Ayu, seeperti disampaikan Suratmi, uang tersebut diberikan sebagai bentuk santunan dan juga biaya pemakaman Siyono. Namun uang tersebut sama sekali tidak dibukanya.
"Saya tidak berani membuka dan apa maksudnya memberikan uang sebanyak itu," kata Suratmi.