Istri Siyono Takut Buka Bungkusan Berisi Uang dari Polisi

Konferensi Pers PP Muhammadiyah terkati kematian terduga teroris Siyono. Jumat 1 April 2016
Sumber :
  • Moh. Nadlir/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Suratmi, istri terduga teroris Siyono yang tewas usai diperiksa Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri, takut membuka dua gepok uang dalam bungkusan, yang diberikan polisi sebagai santunan atas kematian suaminya.

"Bungkusan itu sampai detik ini masih ada di Muhammadiyah," kata Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, di kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat, 1 April 2016.

Menurut Dahnil, dua gepok uang itu bisa dijadikan alat bukti untuk mengusut ketidakwajaran kematian Siyono. "Ada yang bilang nilainya Rp200 juta. Itu tidak benar, karena sampai saat ini belum dibuka sebagai bukti hukum," ujar dia.

Dahnil menegaskan, bahwa istri Siyono menolak uang tersebut, sehingga diserahkan ke PP Muhammadiyah.

"Bu Suratmi menyerahkan bungkusan itu ke Muhammadiyah. Katanya 'saya tidak mau terima uang seperti itu. Saya cari keadilan buat suami saya'. Makanya sampai detik ini masih di Muhammadiyah," ujarnya menambahkan.

Sementara itu, Suratmi mengaku uang itu diberikan seorang perempuan bernama Ayu, yang diduga anggota polisi. Perempuan itu juga yang membawanya bersama keluarga ke Jakarta, untuk menjemput jenazah Siyono.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti membenarkan telah memberikan uang pada keluarga Siyono. Kala itu, Kapolri bilang uang itu diberikan sebagai bentuk kemanusiaan. "Ya namanya kemanusiaan, ya sah-sah saja," katanya Selasa lalu, 29 Maret 2016.

Badrorin membantah bahwa uang itu diserahkan sebagai bentuk suap, agar permasalahan kematian Siyono tidak dipermasalahkan keluarga.

"Bukan, itu uang bina. Sogok mana maulah orang. Begini ya namanya kemanusiaan. Kalau enggak mau terima ya enggak apa-apa," ujarnya.

(mus)