Muncul Banyak Retakan Baru di Pusat Longsor Banjarnegara

Sejumlah warga menyaksikan jalan raya yang ambles di lokasi bencana longsor di Desa Clapar, Madukara, Banjarnegara, Jateng, Rabu (30/3/2016).
Sumber :
  • ANTARA/Anis Efizudin

VIVA.co.id – Bencana tanah longsor di Desa Clapar, Kecamatan Madukara Banjarnegara Jawa Tengah kini semakin meluas. Hasil pantauan Badan Geologi dan Vulkanologi menyebut terdapat retakan baru di lokasi yang menjadi pusat longsor di kawasan tersebut.

"Hasil penyelidikan Badan Geologi dan ESDM melaporkan bahwa di atas mahkota longsor (pusat longsor) kemarin, ternyata ditemukan banyak retakan baru," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Tengah Sarwa Pramana, Jumat 1 April 2016.

Retakan-retakan baru di pusat mahkota longsor ternyata berupa tanah amblas sedalam 20-100 centimeter dengan lebar mencapai 60 centimeter. Hasil rombakan dan retakan baru itu ternyata masih intensif bergerak.

"Jadi Badan Geologi rekomendasikan, beberapa rumah yang rawan untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman," kata Sarwa.

Longsor di Desa Clapar awalnya terhadi  pada Kamis pekan lalu.  Korban tanah longsor merupakan warga RT I, II, III RW  0I Desa Clapar. Longsor juga mengakibatkan lebih dari lima hektare tanah bergerak atau sejauh 1,2 kilometer.

Sarwa menyebutkan, hingga hari keenam longsor di Desa Clapar, pergerakan tanah masih terus terjadi. Meskipun secara visual gerakan tanah tidak terlalu signifikan.

"Terpantau jarak longsor diperkiraan 2-3 kilometer dari ujung lokasi hingga bawah lokasi dengan luas longsor mencapai 8 hektar material," katanya.

Saat ini total rumah rusak akibat longsor sebanyak 20 rumah rusak berat, dua rusak sedang, empat unit rusak ringan, dan 33 rumah kini terancam rusak.

Jumlah pengungsi pun terus bertambah. Saat ini yang masih bertahan di sejumlah posko pengungsian sebanyak 85 Kepala Keluarga dengan total sebanyak 296 jiwa. Mereka terdiri atas 161 orang laki-laki dan 135 perempuan. Di antaranya terdiri atas empat ibu hamil, delapan bayi di bawah usia satu tahun, balita delapan anak serta 131 orang lanjut usia.