Jokowi Berhati-hati Selamatkan Proyek Hambalang

Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menpora Imam Nahrawi (tengah), Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono (kiri) meninjau lokasi Proyek Wisma Atlet di Bukit Hambalang
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma

VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo menggelar rapat kabinet terbatas untuk membahas kelanjutan pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. 

Mega proyek triliunan rupiah itu mangkrak di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, setelah terbongkar adanya kasus korupsi di balik proyek tersebut.

"Proyek Hambalang ini sebagai aset negara perlu diselamatkan. Tetapi memang harus hati-hati," ujar Presiden Jokowi, saat membuka rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu 30 Maret 2016.

Kehati-hatian itu diperlukan, lanjut Jokowi, karena adanya masalah teknis, menyangkut stabilitas tanah di atas lokasi bangunan itu yang perlu diperiksa ulang.

Jokowi mengatakan, saat mengunjungi Hambalang, Jumat lalu, 18 Maret 2016, sudah meminta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mengkaji kelayakan tanahnya.

Tak hanya itu, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) juga dihadirkan dalam ratas ini, untuk bisa menyampaikan hasil audit mereka soal proyek Hambalang.

"Sehingga apabila nanti memungkinkan kita teruskan itu, juga dari sisi hukumnya nanti Pak Jaksa Agung juga bisa menyampaikan, dari Polri, sehingga apabila nanti diputuskan untuk kita teruskan aspek-aspek teknis dari sisi audit dan juga hukum, betul-betul sudah pada posisi yang memang bisa diteruskan," jelas Presiden.

Hambalang mangkrak, setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menemukan adanya korupsi terkait pembangunan proyek itu. Dari kasus ini, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) saat itu, Andi Mallarangeng, terbukti bersalah melakukan korupsi, dan dihukum empat tahun penjara.

Sejumlah elit Partai Demokrat juga ikut terseret kasus korupsi ini, seperti mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum.