TNI AL Bantah Tarakan Jadi Pusat Operasi Pembebasan Sandera
- tvOne/Tahir
VIVA.co.id - Komandan Pangkalan Utama TNI AL XIII Tarakan, Kalimantan Utara, Laksamana Pertama Wahyudi H Dwiyono, membantah pernyataannya yang menyebut Tarakan akan dijadikan pangkalan operasi gabungan untuk pembebasan 10 WNI di Filipina.
Wahyudi menegaskan, konsentrasi pasukan gabungan TNI Angkatan Darat, Laut dan Udara, di Tarakan merupakan bagian dari latihan kontijensi tingkat kodam, yang rutin dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme prajurit.
"Kekuatan di Tarakan untuk latihan, bukan operasi (pembebasan sandera WNI oleh Abu Sayyaf)," kata Wahyudi dalam perbincangan bersama tvOne, Rabu, 30 Maret 2016.
Tarakan dipilih sebagai lokasi latihan pasukan pemukul reaksi cepat (PPRC) TNI, karena letaknya yang berada di perbatasan negara. Masing-masing matra nantinya, akan mendukung logistik pasukannya selama menjalani latihan kontijensi di Tarakan.
"Sebagai Lantamal, kami terlibat menyiapkan sarana, termasuk dukungan logistik. Nanti dari lanud juga siapkan untuk logistik udara, darat ada kodim, korem akan menghandle logistik dari prajurit darat," ujar dia.
Sementara terkait operasi pembebasan WNI yang disandera milisi Abu Sayyaf di Filipina, Wahyudi mengaku tidak berwenang menyampaikan hal tersebut. "Silahkan klarifikasi ke Mabes TNI, saya belum bisa memberikan keterangan apapun," ucapnya.
Sebelumnya, Komandan Pangkalan Utama TNI AL XIII Tarakan, Kalimantan Utara, Laksamana Pertama Wahyudi H Dwiyono, mengatakan Tarakan akan menjadi pangkalan operasi gabungan untuk pembebasan 10 WNI di Filipina. Seluruh unsur TNI, Angkatan Darat, Laut dan Udara akan berkumpul di Tarakan menjalankan misi pembebasan sandera.
"Yang jelas, ini (operasi) gabungan melibatkan 159 pasukan, kemungkinan nanti berkembang, ada AD, AL dan AU," kata Laksamana Pertama Wahyudi di Lantamal XIII Tarakan, Selasa, 29 Maret 2016.
Sebanyak lima kapal perang RI (KRI) akan dikerahkan ke perairan Filipina untuk operasi pembebasan sandera. Selain lima KRI, helikopter TNI dan Sea Rider atau kapal cepat juga disiagakan untuk melakukan pengejaran target.
Tarakan dijadikan pangkalan operasi, karena jaraknya tak jauh dari lokasi penyanderaan. "Kurang lebih 180 nautical mile," ujar Wahyudi sembari menyebutkan lima KRI yang dikerahkan, yakni KRI Surabaya, KRI Ajak, KRI Badik, KRI Mandau dan KRI Ahmad Yani. (one)