Relokasi Korban Longsor Banjarnegara Tunggu Kajian ESDM

Salah satu titik lokasi longsor di Desa Clapar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (28/3/2016).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

VIVA.co.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah akan merelokasi seluruh warga terdampak longsor di Desa Clapar, Banjarnegara Jawa Tengah.

Perelokasian ini bergantung dengan hasil rekomendasi badan vulkanologi setempat. "Badan Vulkanologi dan ESDM nanti akan merekomendasikan, mulai tanah tersebut layak dihuni atau tidak dan mencari tanah baru untuk tempat relokasi yang aman," kata Kepala BPBD Jawa Tengah, Sarwa Pramana, Senin 28 Maret 2016.

Jika rekomendasi dua instansi itu turun, lanjut Sarwa, relokasi segera dilakukan terhadap 230 jiwa dengan 64 kepala keluarga di Desa Clapar. Ratusan warga tersebut kini masih diungsikan sementara waktu di sejumlah sekolah, seperti TK dan SD.

Dari hasil pemutakhiran BPBD, sejak 27 Maret 2015, telah terjadi sebanyak lima kali longsoran tanah. Akibatnya, kerusakan infrastruktur seperti rumah, jalan, dan jembatan terus bertambah. Terakhir jumlah rumah rusak berat sebanyak 15 unit.

"Saat ini kondisi kultur tanah masih terus bergerak. Bahkan setiap dua jam sekali," ujar dia.

Dana Relokasi
Sarwa menyebut, anggaran relokasi korban longsor akan menyedot sebesar Rp35 juta per kepala keluarga. Dana tersebut terdiri atas BNPB sebesar Rp20 juta dan anggaran tak terduga dari provinsi Jateng Rp15 juta. Untuk perbaikan infrastruktur ditanggung dari APBD kabupaten setempat.

Meski demikian, rencana rekolasi warga terdampak longsor tidak bisa asal-asalan. Sebab, terdapat 18 kecamatan di wilayah Banjarnegara yang semuanya rawan longsor.

"Jangan sampai pengalaman longsor Si Jeruk yang dulu direlokasi daerah aman, ternyata kena longsor kembali. Maka hal itu tidak lepas dari rekomendasi Badan Vulkanologi dan ESDM, supaya permanen dan tetap aman," tutur Sarwa.