Setahun Tewasnya Akseyna, Polisi Diminta Kerja Ekstra
Sabtu, 26 Maret 2016 - 12:55 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Zahrul Darmawan
VIVA.co.id - Misteri kasus pembunuhan mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Akseyna Ahad Dori genap setahun. Kendati demikian, polisi belum bisa mengungkap pelaku pembunuhan keji tersebut.
Padahal jauh hari sebelumnya, pihak kepolisian sempat sesumbar kasus tersebut akan terungkap di awal tahun. Menanggapi hal itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok menyampaikan keprihatinannya.
"Ketika belum terungkap, kami belum bisa menyimpulkan kasus ini. Persentase ke arah sana (pembunuhan) belum maksimal. Sebaiknya kita bersabar dan menunggu hasil penyelidikan rekan-rekan Kepolisian," kata Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna di Depok, Jawa Barat, Sabtu 26 Maret 2016.
Pemerintah Kota Depok berharap polisi segera bisa mengungkap kasus tersebut. Apabila memang pembunuhan maka si pelaku seharusnya tidak boleh dibiarkan berkeliaran bebas.
"Saya rasa ini juga terkait dengan kepedulian dan peran serta masyarakat sekitar atau sesama penghuni kos-kosan. Fungsi Kamtibmas harus lebih ditingkatkan lagi. Kami dari pemerintahan juga akan meningkatkan pengawaaan dan pendataan terhadap penghuni baru, khususnya yang tinggal di kosan, kontrakan maupun apartemen," lanjutya.
Akseyna atau yang akrab disapa Ace, setahun lalu berusia 18 tahun. Dia terdaftar sebagai mahasiswa jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam angkatan 2013. Pemuda asa Yogyakarta ini merupakan mahasiswa yang masuk kampus UI melalui jalur prestasi akademik olimpiade.
Sang ayah, Kolonel (Sus) Mardoto bahkan sempat mengatakan, anaknya pernah meraih medali perunggu Olimpiade Sains Nasional (OSN) SMA Tahun 2012 di Jakarta.
Kamis pagi, 26 Maret 2015 lalu, jasadnya ditemukan berpakaian lengkap dengan sepatu dan tas gembok. Saat itu posisinya mengambang di Danau Kenanga dekat Balairung Universitas Indonesia, Depok Jawa Barat.
Kecurigaan jika Ace tewas dengan cara tak wajar mulai terlihat dari sejumlah batu di dalam tasnya. Kemudian setelah melakukan penelusuran, polisi mendapati secarik kertas yang diduga ditulis oleh dua karakter. Surat tersebut awalnya ditemukan oleh teman dekat Ace saat mendatangi kamar kos Ace di Kawasan Kukusan, Beji Depok.
Keyakinan penyidik jika ini adalah kasus pembunuhan semakin diperkuat dengan temuan fakta yakni dari hasil forensik bahwa ditemukan adanya pasir dan air di paru-paru korban. Korban diduga ditenggelamkan ke dalam danau dalam keadaan tidak sadar namun masih bernafas alias pingsan.
Dan dari olah TKP, danau dengan kedalaman sekitar 170 centimeter sangat memungkinkan untuk Ace berenang. Hasil visum luar jenazah Ace ditemukan sejumlah luka lebam di beberapa bagian tubuhnya. Dengan kondisi luka tersebut, polisi memperkirakan Ace dianiaya sebelum akhirnya ditenggelamkan ke danau.
Baca Juga :
Untuk mencari bukti tambahan, polisi sebelumya melakukan penyidikan dengan mengerahkan sejumlah penyelam di danau tersebut.