Pria Malang yang Bakar Punggungnya Sendiri Kembali Berobat

Supriono bakar punggungnya sendiri
Sumber :
  • VIVA.co.id/D.A.Pitaloka

VIVA.co.id – Supriono (37) warga RT 54 RW 12 Dusun Banduarjo Desa Sumberpetung Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang yang sempat menghebohkan dunia maya kini telah menjalani pengobatan kembali. Pria ini sempat memanggang punggungnya karena merasakan sakit pada lambungnya.

Supriono terlihat perlahan mengancingkan kemeja merah bermotif kotak. Dibantu ibunya, Reti dan beberapa warga lain, Supriono berjalan pelahan menuju ambulans gratis yang akan membawanya langsung ke Rumah Sakit dr Saiful Anwar Malang.

Supriono kebanjiran perhatian dari dermawan yang tak tega melihat kondisi punggungnya yang terpanggang bara api. Bantuan yang mengalir pun membuat Supriono rela meninggalkan rumah untuk pergi berobat ke rumah sakit.

“Beberapa dermawan datang kemari, ada juga yayasan yang ingin membawanya berobat. Semua saya kabarkan ke Supriono, dan kemudian dia mau untuk berobat lagi,” kata Listiono, Kepala Urusan Pembangunan Desa Sumberpetung, Jumat, 25 Maret 2016.

Saking banyaknya dermawan yang ingin ikut membantu, Supriono sempat bingung memilih. Ada yang menawarkan biaya pengobatan, ada yang menawarkan rumah singgah di Kota Malang, ada pula yang menawarkan fasilitas untuk keduanya. Tak sedikit dermawan yang datang memberikan uang pada keluarga Supriono.

Akhirnya, setelah meyakinkan keluarganya akan tetap berkecukupan dari bantuan dermawan, maka Supriono pun mau untuk berobat kembali. Jumat siang, ambulans gratis dari Yayasan Peduli Kasih “ KNDJH” tiba untuk membawa Supriono ke Rumah Sakit dr Saiful Anwar Malang.

Setelah melakukan survei pada Kamis, 24 Maret 2016, Nur Miftahul Jannah dan beberapa aktivis Yayasan Peduli Kasih lainnya tiba untuk menjemput Supriono.

“Kami bawa langsung ke RSSA, karena sudah ada rujukan dari RSUD Kanjuruhan untuk operasi. Jika luka bakarnya tidak infeksi, bisa menunggu di rumah singgah kami di Jalan Muharto,” kata aktivis yang juga mantan TKW itu.

Di dalam ambulans, Supriono ditemani oleh istri dan kakak laki-lakinya. Ibunya, Reti, hanya bisa memeluk dan mencium ubun-ubun Supriono sebelum masuk ke dalam ambulans. Meskipun berat melepas anak bungsunya, namun Reti berharap anaknya bisa lekas sehat kembali.

“Saya terserah anak saya, kalau dia mau ya saya ikut berdoa,” kata wanita berusia 70 tahun itu.

Supriono sempat enggan menjalani perawatan atas sakit yang dideritanya. Ia memilih pulang karena ia menjadi tulang punggung keluarga.

“Dari diagnosa dokter belum dinyatakan itu kanker atau tumor. Sebutannya kistik, massa semi solid di luar lambung dan di luar usus, itu dari hasil scan,” tegasListiono soal penyakit Supriono. (ase)