Pantau Lalu Lintas Orang Asing, Menko Luhut Panggil Imigrasi
- VIVA/Nadlir
VIVA.co.id - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan menggelar rapat dengan Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Ronny Franky Sompie, di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis, 24 Maret 2016.
Ronny mengakui rapat dengan Menko Luhut merupakan rapat rutin mingguan. Berbagai isu di dalam maupun luar negeri terkait hilir mudik orang asing di Indonesia dibahas, demi menjaga kondusivitas keamanan nasional.
"Banyak hal, karena Imigrasi ini harus bisa memberikan data mendukung kepada seluruh kementerian yang membutuhkan berkaitan dengan data orang asing. Jadi banyak hal," kata Ronny.
Ronny tak menampik rapat tersebut juga turut membahas tragedi bom Belgia dan efeknya terhadap Indonesia. Bom Belgia itu menewaskan kurang lebih 35 orang dan melukai ratusan orang.
Pertemuan itu juga membahas keterlibatan dua orang warga negara asing etnis Uighur, Provinsi Xinjiang, Tiongkok yang bergabung dengan kelompok radikal Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso di Poso Sulawesi Tengah.
"Semua, semua (dibahas). Tiap hari Beliau (Luhut) kadang telepon, ini rutin saja," ungkap dia.
Sebagaimana diketahui, sebanyak enam WNA asal etnis Uighur telah bergabung dengan kelompok teroris di Poso, Sulawesi Tengah. Operasi gabungan TNI-Polri yang digelar di Poso sejak beberapa waktu lalu telah berhasil melumpuhkan empat di antaranya. Tersisa, dua WNA lagi yang masih bergabung dengan Santoso.
Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Rudi Sufahriadi membeberkan bagaimana WNA Uighur itu masuk ke Indonesia dan bergabung dengan kelompok Santoso.
Polisi mengetahui jalur masuk warga asing pendukung Santoso itu setelah menangkap empat warga negara asing etnis Uighur, Tiongkok dalam sebuah operasi.
"Jalurnya dari Xinjiang (Tiongkok) ke Bangkok (Thailand), lalu ke Malaysia. Dari Malaysia melalui laut ke Pekanbaru, lalu ke Puncak. Lalu, ada yang jemput ke Makassar. Selanjutnya lewat lajur darat masuk ke wilayah Poso, Sulawesi Tengah," ujar Rudi dalam wawancara tvOne, Rabu 23 Maret 2016.
Kapolda mengatakan, kepolisian telah mengetahui banyak WNA yang masuk ke Indonesia dengan alasan mencari suaka. "Mereka akhirnya gabung dengan kelompok Santoso," kata Rudi.