Jenazah Calon Mantu Santoso Dimakamkan di Sukoharjo
- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVA.co.id - Setelah tiga pekan disimpan di ruang pendingin kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Palu, jenazah Fonda Amar Solihin alias Dodo, calon menantu Santoso alias Abu Wardah, akhirnya diberangkatkan ke Solo, Jawa Tengah, semalam.
Jenazah Dodo diberangkatkan dengan menggunakan pesawat komersial dari Bandara Mutiara SIS Aljufri Palu menuju bandara Juanda Surabaya sekitar pukul 21.00 WITA. Dari Surabaya, jenazah itu diberangkatkan dengan menggunakan mobil menuju ke Solo, Jawa Tengah, tempat tinggal terduga teroris tersebut.
Sempat terjadi keributan saat peti berisi jenazah yang sudah membusuk itu tidak dibolehkan naik ke dalam pesawat oleh maskapai. Keluarga yang didampingi Tim Pengacara Muslim (TPM) memprotes maskapai yang terkesan mempersulit keberangkatan jenazah.
"Padahal kami sudah menunjukkan surat jalan dari Polda Sulteng, tapi tetap saja dipersulit," kata Widyawati, ibu kandung Dodo, di Bandara Mutiara SIS Aljufri, Palu.
Setelah melakukan lobi ke sejumlah pihak termasuk bandara dan maskapai, peti berisi jenazah calon menantu pimpinan MIT Santoso ini akhirnya diberangkatkan menuju Surabaya.
Fonda Amar Solihin alias Dodo tewas dalam kontak senjata antara aparat gabungan TNI-Polri di Desa Torire, Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, pada Minggu 28 Februari 2016. Polisi menyebut Dodo adalah calon menantu Santoso, pemimpin kelompok teroris di Poso.
Dodo telah bergabung dengan Santoso sejak awal tahun 2012 dan termasuk daftar pencarian orang alias buronan Mabes Polri.
Dodo berasal dari Jawa yang menjadi orang kepercayaan Santoso untuk mempublikasikan setiap aktivitas Mujahidin Indonesia Timur (MIT) melalui internet. Dodo akan dinikahkan dengan Wardah, putri sulung Santoso, yang kini belajar di Pesantren Ngruki, Solo, Jawa Tengah.
Selain menembak mati anggota teroris Santoso ini, aparat juga menyita sejumlah barang bukti antara lain, satu pucuk pistol revolver, tiga pucuk senjata laras panjang rakitan, satu buah handy talkie, satu GPS, satu flashdisk, lima lembar peta, 15 buah bom lontong, 10 buah blivak, dan 20 karung beras. Aparat juga menemukan tujuh buah tenda yang diduga dijadikan kamp persembunyian kelompok teroris.
Dimakamkan di Sukoharjo
Jenazah Fonda Amar Sholihin alias Dodo yang tewas dalam kontak senjata dengan aparat gabungan TNI-Polri di Desa Torire, Lore Tengah, Poso, Sulawesi Tengah, dipulangkan ke kediamannya di Solo pada Jumat pagi ini.
Panitia Pemakaman Fonda, Ustadz Sholeh Ibrahim, mengatakan setelah ada kepastian informasi penyerahan jenazah dari Densus 88 kepada TPM di Palu pada Kamis siang kemarin, selanjutnya jenazah calon menantu pimpin kelompok teroris Santoso akan dibawa ke bandara di Palu untuk diterbangkan menuju Surabaya.
"Setelah ada penandatanganan surat penyerahan jenazah Fonda kepada pihak keluarga. Kemudian jenazah pada Kamis malam sekitar pukul 20.30 WIT, diberangkatkan dengan pesawat menuju Bandara Juanda Surabaya," kata dia di Solo.
Setelah dari Juanda, jenazah akan dipulangkan menuju kediaman keluarganya di Solo dengan menggunakan jalur darat.
"Sampai Solo mungkin antara jam 03.00 hingga 04.00 WIB," ujar dia yang juga Ketua Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Solo.
Dia menambahkan setelah sampai di Solo, jenazah akan disemayamkan terlebih dahulu di rumah orantunya di Brengosan, Purwosari, Solo. Setelah disemayamkan kemudian jenazah akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Muslim Polokarto, Sukoharjo.
"Mungkin pemakaman akan diberangkatkan dari rumah duka sekitar pukul 08.00 WIB. Ya nanti bisa maju atau mundur dari jam itu," kata dia.