Lebih dari 800 Tahun Kawasan Ini Jadi Pusat Pemerintahan
- VIVA.co.id/Adib Ahsani
VIVA.co.id – Situs Ngurawan Madiun, ternyata sudah diincar oleh Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta untuk dijadikan salah satu situs unggulan. Situs Ngurawan ini, merupakan lokasi pusat pemerintahan yang dipertahankan sejak abad 8 hingga abad 17.
Bagi Balai Arkeologi Yogyakarta yang wilayah kerjanya meliputi Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta, kedatangan ke Situs Ngurawan hari ini Rabu, 16 Maret 2016, adalah kedatangan kali ketiga sejak tahun 2014.
“Kita sudah tiga kali meneliti di Situs Ngurawan ini. Dengan temuan fondasi ini, kami sudah memperkirakan, Ngurawan ini adalah situs yang sangat penting, pernah eksis beberapa abad yang lalu,” ujar Sugeng Riyanto, Peneliti Balar Yogyakarta.
Sugeng memperkirakan, Ngurawan ini eksis beberapa abad karena letaknya dipertahankan sebagai pusat pemerintahan. “Mungkin mulai Mataram Kuno abad-8 atau abad-9 sampai jaman Kadiri, Singosari, Majapahit, hingga masa Islam awal abad 17. Ini adalah salah satu situs yang langka,” jelas Sugeng.
Langka yang dimaksud Sugeng adalah, jarang satu lokasi pemerintahan dipertahankan begitu lama hingga berabad-abad. “Biasanya dalam masa satu kejayaan kerajaan akan hilang, dan lokasi itu tidak dipakai lagi (sebagai pusat pemerintahan/kerajaan). Lalu putus, artinya tidak dipakai lagi, hingga muncul lagi setelah sekian puluh tahun. Berbeda dengan Ngurawan, ini dipakai terus sebagai pusat pemerintahan selama berabad-abad,” terang peneliti Balar Yogyakarta ini.
Hal itu diungkapkan Sugeng berdasar dari data, referensi dan prasasti yang selama ini menjadi acuan Balar Yogyakarta dalam penelitian. “Tetapi, kita perlu bukti lebih banyak lagi untuk membuktikan Ngurawan ini sebagai situs yang langka. Dengan temuan ini, Situs Ngurawan akan kita usahakan sebagai salah satu situs unggulan Balai Arkeologi Yogyakarta, disamping situs unggulan lain seperi Temanggung dan Kediri,” tambahnya.
Yang masih menjadi misteri adalah, mengapa Ngurawan yang terletak di Desa Ngurawan Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun ini, dijadikan sebagai lokasi pusat pemerintahan berkesinambungan hingga berabad-abad.
“Jika dipertahankan sampai beberapa abad, yang jelas di sini ada angkor, “medan magnet”, daya tarik dan potensi di sini. Untuk membuktikan itu kita perlu banyak tenaga ahli arekeolog, dan sebagainya,” ujarnya.
Dari situs ini, Sugeng yakin bisa diungkap berbagai hal, seperti kondisi pertanian waktu itu, hubungan dagang, politik, teknologi waktu itu dan sebaginya.
“Kita perlu banyak ahli, seperti geolog, ahli kimia, ahli tumbuhan dan sebaginya. Ini akan menjadi perjalanan yang sangat panjang,” ucap Sugeng.
Sebagai konsekuensi, di Desa Ngurawan pasti akan dilakukan eskavasi. “Eskavasi besar harus hati-hati karena data arkeologi tidak bisa diperbarui, sekali rusak yang sudah. Eskavasi Bukan besar-besaran, tetapi eskavasi spot-spot atau pertitik,” ucap Sugeng.
Balar Yogyakarta, mengagendakan pada Bulan Mei dan Oktober akan melakukan penelitian di Situs Ngurawan ini. “Mungkin yang Oktober 2016 akan lebih banyak tim yang meneliti Situs Ngurawan,” kata Sugeng Riyanto.