Satu Keluarga Terpisah dan 24 Ribu Jiwa Terdampar
- VIVA.co.id/ Rebbeca Reifi Georgina
VIVA.co.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan Sungai Citarum di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, meluap dan menimbulkan banjir tahunan, akibat hujan deras yang berlangsung sejak Selasa lalu, 8 Maret 2016 hingga Minggu dini hari, 13 Maret 2016, menyebabkan korban tewas dua orang, tiga orang hilang, dan 24 ribu jiwa terjebak banjir.
Kepala BNPB, Willem Rampangilei mengatakan, korban meninggal bernama Risa (13) akibat tersengat listrik, saat banjir dengan alamat Kampung Ciburuy Desa Citeureup Kec. Dayeuhkolot dan Ela (40) warga Kampung Sawahluhur, RW 10 Desa Sukasari Kecamatan Pameungpeuk, akibat terseret arus.
"Sementara, tiga orang yang hilang adalah suami Ibu Ela dan kedua anak perempuan dari Ibu Ela. Saat banjir mengungsi ke bangunan di tepi sungai yang kemudian roboh. Saat ini, tim BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dan Basarnas masih melakukan pencarian," kata Willem, melalui keterangan pers yang diterima VIVA.co.id, Minggu 13 Maret 2016.
Ia pun memerintahkan, Tim Reaksi Cepat BNPB mendampingi BPBD dan memberikan bantuan untuk penanganan darurat banjir. Bupati Bandung sedang menyiapkan status darurat banjir.
Kebutuhan mendesak saat ini adalah permakanan untuk memenuhi kebutuhan dasar pengungsi, air bersih, pakaian, obat-obatan, dan dana siap pakai untuk operasional penanganan darurat.
Berdasarkan data sementara hasil kaji cepat BPBD Kabupaten Bandung, sebanyak 5.900 KK, atau kepala keluarga (24 ribu jiwa) terdampak banjir dan lebih dari tiga ribu jiwa mengungsi. Tinggi banjir sekitar 80-300 sentimeter. Daerah di sekitar bantaran Sungai Citarum dan cekungan tinggi banjir mencapai tiga meter.
Penanganan darurat
BPBD Kabupaten Bandung, BPBD Provinsi Jawa Barat, TRC BNPB bersama TNI, Polri, Basarnas, Tagana, PMI, SKPD, beberapa komunitas penggiat kebencanaan seperti Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Tabara, Unit Cegah Siaga, relawan, dan masyarakat saling membantu melakukan penanganan darurat.
Upaya BPBD masih melakukan evakuasi dan penyelamatan korban. Pengungsi berada di Kantor Kelurahan Baleendah, Gedung Inkanas, GOR SKB, dan Gedung Juang.
Willem mengungkapkan, daerah di sekitar hulu Sungai Citarum yang meliputi Majalaya, Ciparay, Baleendah, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang, yang saat ini terendam banjir merupakan daerah rawan banjir.
Kondisi topografinya merupakan cekungan seperti mangkok. Namun, wilayah ini telah berkembang menjadi permukiman dan kawasan industri yang padat penduduknya.
"Sungainya juga mengalami sedimentasi dan penyempitan, sehingga mudah meluap. Ini diperparah dengan rusaknya DAS (daerah aliran sungai) di bagian hulu sehingga banjir tahunan selalu berulang," kata Willem.
Kendati demikian, berbagai upaya pengendalian banjir telah dilakukan, baik upaya struktural dan nonstruktural. Namun, upaya ini kalah cepat dibandingkan dengan faktor-faktor penyebab banjir sehingga banjir belum dapat dituntaskan. (asp)