Antusias Melihat Gerhana Matahari seperti Zaman Nabi

Fenomena gerhana matahari total 2016
Sumber :
  • Ristekdikti

VIVA.co.id – Suasana pengamatan dan salat Gerhana Matahari Total (GMT) di kompleks Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang berlangsung meriah. Ribuan orang sejak pagi hari telah memadati lokasi masjid dengan penuh sesak.

Ribuan warga telah berkumpul sejak pukul 06.00 WIB. Mereka langsung memenuhi kawasan Plaza MAJT dengan membuat barisan salat. Cuaca yang cukup cerah dan Matahari yang bisa diamati dengan baik, bisa membuat sejumlah warga antusias melihat fenomena alam luar biasa itu.

Pantauan VIVA co.id, arus lalu lintas menuju kawasan masjid MAJT di Jalan Gajah Raya, Semarang sangat padat. Memasuki gerbang masjid, antrean kendaraan baik roda dua maupun empat telah terjadi sejak pagi tadi.

Fenomena awal gerhana Matahari mulai dilihat oleh warga. Seluruh jamaah diinstruksikan untuk berbalik arah menuju arah Matahari. Mereka kemudian memakai sejumlah kacamata antiradiasi dan melihat Matahari yang telah gerhana 30 persen. Hingga pukul 07.00 WIB, Matahari di “kota lumpia” Semarang ini sudah mencapai 45 persen dan berntuk separuh Bulan sabit.

Namun, antusias warga menyaksikan gerhana ini tidak diimbangi dengan jumlah kacamata yang disediakan panitia. Dari ribuan warga yang datang, tidak sedikit yang kecewa karena tidak bisa membeli kacamata khusus yang dijual pihak panitia seharga Rp30 ribu karena sudah kehabisan. Padahal, panitia sudah menyiapkan 5.000 kacamata.

Saat ini, pelaksanaan pengamatan GMT di Semarang masih berlangsung.

Sebelum salat berjamaah, acara diawali dengan sambutan oleh beberapa ulama dan unsur pemerintah. Seperti, Wagub Jateng, Heru Sudjatmoko serta Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Tengah dan Rektor UIN Walisongo Semarang, Muhibbin.

Meski bukan gerhana matahari total, warga Semarang ternyata tetap antusias untuk menyaksikan fenomena langka tersebut. Dari Semarang, gerhana akan terjadi 80 persen sampai 90 persen.

Namun demikian, antusiasme warga karena mereka penasaran bahwa fenomena gerhana di Semarang adalah fenomena yang terulang saat zaman Nabi Muhammad.

Selain MAJT, pantauan juga dilakukan di bukit Gombel, Semarang. Di sana disiapkan 100 kacamata khusus dengan harga Rp25 ribu oleh panitia dari Himpunan Astronomi Amatir Semarang (HAAS).