Ini Pasar Paling 'Horor' yang Ada di Indonesia
- VIVA.co.id/Agustinus Hari
VIVA.co.id - Ingin belanja dengan sensasi berbeda? Mari kunjungi pasar tradisional di Kota Tomohon, Sulawesi Utara. Beberapa komoditi dagangan di situ sering ditemui di film horor, benar-benar bikin pengunjungnya bergidik.
Kota Tomohon sekitar 25 kilometer dari Kota Manado, ibukota Provinsi Sulawesi Utara. Kawasan beriklim sejuk itu berada di kaki Gunung Lokon. Penduduknya ramah dan terbuka pada kunjungan wisatawan. Namun, di balik kesan nyaman, menjadi kontras saat mengunjungi pasar tradisionalnya.
Barisan lapak di bagian tengah pasar dikhususkan bagi pedagang daging. Di beberapa lapak tergantung daging ular piton masih lengkap dengan sisiknya yang loreng. Pedagang lain menjual daging Paniki (kelelawar) dan Kawok (tikus ekor putih) utuh mulai dari kepala, sayap, kaki hingga ekor. Ada juga daging babi hutan, anjing dan kucing yang sudah di-blower hingga tidak tampak bulunya.
“Kalau ular sering dibawa dari daerah Selatan, di sana kan masih banyak hutan, kalau Paniki dan Kawok kebanyakan dari sekitar sini atau dari Minahasa,” ujar salah seorang pedagang Yefta, Senin 7 Maret 2016.
Selain warga yang belanja daging kiloan, pedagang daging ekstrem sudah punya langganan dari pengelola rumah makan. Sejumlah kuliner khas Minahasa memang berbahan dasar daging hewan tersebut.
Daging Piton dan Paniki misalnya dibumbu dengan santan. Kalau tikus, anjing dan kucing diolah dengan bumbu-bumbuan pedas.
Tidak semua yang datang untuk belanja. Saking ekstremnya, dagangan di Pasar Tomohon lama-kelamaan menjadi magnet para wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. “Sering juga ada turis asing yang datang ke mari untuk foto-foto, malah ada juga yang belanja, katanya buat oleh-oleh keluarga di tempat asal mereka,” ujar Yefta.
Fransiskus Talokon, warga Tomohon, mengatakan pasar ekstrem Tomohon sudah dikenal sejak dulu. Banyak wisatawan luar negeri dan dalam negeri yang mengunjungi Tomohon karena ingin melihat pasar ekstrem.
"Pemkot Tomohon harus melihat peluang itu, tapi jangan lupa persoalan lingkungan hidup," paparnya. (one)