Unik, Ada Festival Kegelapan di Gerhana Matahari Poso

Sejumlah turis bermain dengan anaknya di lokasi Eclipse Festival 2016 di Perbukitan Ngata Baru, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (7/3/2016)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yusran Uccang

VIVA.co.id - Acara khusus untuk menyaksikan Gerhana Matahari Total (GMT) di Poso, Sulawesi Tengah, dibuat dalam bentuk festival, yang dinamakan Festival Kawaninya, atau pesta dalam kegelapan.

Kegiatan itu bisa dikatakan akan menjadi festival terlangka, karena hanya akan ada setiap 350 tahun sekali. Tentunya  yang hanya bisa digelar lagi setidaknya oleh generasi ke empat atau kelima dari yang orang yang hidup saat ini.

Gerhana Matahari Total diketahui merupakan fenomena alam yang terjadi ratusan tahun sekali di lokasi yang sama.

“Artinya, untuk Gerhana Matahari Total pada 9 Maret nanti itu, baru akan berulang di tempat yang sama dalam 350 tahun ke depan,” ujar Lian Gogali dari Institut Mosintuwu, salah satu Panitia Penyelenggara Festival Kawaninya.

Pelaksanaan Festival Kawaninya merupakan sebuah event besar yang melibatkan Pemerintah  Daerah Kabupaten Poso, Institut Mosintuwu, Pemerintah Desa dan masyarakat Desa Kalora dan Desa Kawende. Serta bekerja sama dengan UNAWE Indonesia, Bosscha Observatory Institut Teknologi Bandung, Ayo Dongeng Indonesia Jakarta, dan Rumah Kelima Bali.

Festival Kawaninya akan dibuka secara resmi pada tanggal 8 Maret 2016. Serangkaian acara telah disiapkan dalam kegiatan tersebut. Mulai dari workshop astronomi dan training alat peraga astronomi. Ceramah singkat mengenai astronomi, pengamatan Gerhana Matahari Total, pasar desa, workshop paralel dan diskusi.

Tidak hanya itu, juga ada kegiatan memperkenalkan pengamatan matahari melalui kamera Solargraphy. Serta pameran dan Atraksi Seni Budaya. Ada pula penelitian yang tentunya akan dilakukan beberapa ahli.

Secara khusus, panitia telah mempersiapkan agenda spesial sebagai acara puncak, yakni Kawaninya. Dalam acara puncak ini, akan ada tetabuhan Panengko di saat bulan bergerak menutupi matahari hingga suasana menjadi gelap sampai matahari muncul kembali.

Menurut kisah masyarakat setempat, saat itu matahari telah dimakan naga raksasa. Gendang akan ditabuh agar naga raksasa memuntahkan kembali matahari dari dalam perutnya. Setelah suasana terang kembali, acara akan berlanjut dengan peluncuran roket air, dongeng dan karya anak alam semesta, pasar desa dan selera kampung.

Wisatawan dapat menikmati makanan khas dari berbagai desa yang ada di Kabupaten Poso. Agar dapat menyaksikan seluruh rangkaian acara, panitia penyelenggara telah menyiapkan tempat menginap bagi para tamu. Bukan hotel mewah, melainkan rumah-rumah warga yang ada di Desa Kalora dan Desa Kawende.

Mitha Meinansi/Poso