Korban Tewas KMP Rafelia II Berencana Jadi Kepala Desa
- ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
VIVA.co.id – Pihak keluarga Tia Agus Miharja, salah satu korban KMP Rafelia II asal Sukabumi, Jawa Barat, masih menunggu kedatangan jenazah almarhum dari Banyuwangi, Jawa Timur. Perwakilan keluarga telah menjemput ke Banyuwangi tapi belum ada kepastian mengenai waktu pemulangan jenazah.
Di rumah duka, isak tangis memenuhi ruangan. Lilis Hernawati, kakak korban tak kuasa menahan tangisnya ketika mendatangi rumah korban di Kampung Joglo, Desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Sukabumi.
Kakak korban, yang sudah mengasuhnya dari kecil, mengenang masa hidup almarhum. Lilis mengisahkan, Agus punya rasa takut yang berlebihan atau fobia terhadap air.
"Sama air, dia takut saja, iya dia suka begini nih (memejamkan mata), iya dari kecil saya yang sudah mengurus dia," cerita Lilis di rumah duka, Senin, 7 Maret 2016.
Tak hanya itu, Agus ternyata sedang mempersiapkan diri untuk maju mengikuti pemilihan kepala desa yang baru. Menurut Lilis, kebaikan hati korban sudah dikenal di antara pemuda desa di kampungnya. Sehingga, korban berencana berhenti dari pekerjaannya sebagai supir truk. Kini, semua rencana itu pupus sudah.
"Sudah beres padahal itu mah syarat-syaratnya, tinggal dia daftar nyalonin jadi lurah, jadi kepala desa di Cilangkap. Di rumah dulu, iya alhamdulilah dia itu sangat di itu (dihormati) sama pemuda, sama masyarakat dia itu orang yang suka menolong, keluarga juga sampai-sampai dibiarkan asal dia menolong orang lain," ungkap Lilis.
Masih di rumah duka, anak pertama Agus, Widyaningsih, juga terlihat menangis sambil memeluk erat foto ayahnya. Nasib naas dialami Agus saat hendak menyeberang dari Pelabuhan Gilimanuk, Bali menuju Ketapang, Banyuwangi, menggunakan KMP Rafelia II. Kapal ini tenggelam, Jumat 4 Maret 2016, dan membawa serta Agus serta beberapa korban lainnya.
Walaupun sehari-harinya selalu bepergian karena tuntutan profesi sebagai seorang supir truk. Bagi Widyaningsih, Agus adalah sosok ayah bertanggung jawab. Saat ini, Keluarga hanya berharap jenazah korban bisa secepatnya dipulangkan dari banyuwangi, agar bisa segera dimakamkan.
Agus meninggalkan seorang istri, tiga orang anak dan seorang cucu berusia dua bulan.
Akibat tenggelamnya KMP Rafelia II, 65 penumpang dan 16 ABK menjadi korban. Dari 81 korban, 13 orang penumpang dirawat di rumah sakit, dan 5 orang dinyatakan hilang.
Sejauh ini, empat jenazah korban berhasil dievakuasi, terdiri 2 jenazah pria, 1 perempuan, dan 1 bayi laki-laki. Dua jenazah pria diduga Mualim Puji Purwono, dan seorang sopir truk bernama Tia Agus asal Jawa Barat. Serta Masruroh dan anaknya M. Romlan berumur 18 bulan. Sementara, Nakhoda Kapal Bambang Surya Adi, belum ditemukan.
Laporan: Rizki Gustana