Jelang Nyepi, Warga Bali Gelar Upacara Melasti

Upacara Melasti di Bali
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bobby Andalan (Bali)

VIVA.co.id – Jelang perayaan Nyepi, hari ini, Senin 7 Maret 2016, seluruh masyarakat Bali melaksanakan upacara Melasti. Salah satu tempat yang ramai didatangi jelang Nyepi itu adalah Pantai Padang Galak. Di Denpasar, beberapa desa silih berganti bersembahyang di Pantai Padang Galak.

Mereka menghaturkan sesembahan di bibir pantai. Selain di Pantai Padang Galak, umat Hindu di Denpasar juga menggelar persembahyangan di Pantai Petitenget, Pantai Sanur, Pantai Segara, Pantai Mertasari, Pantai Pojok Serangan dan Pantai Benoa.

Tokoh muda Hindu Denpasar, Jro Paksi, menjelaskan Melasti merupakan upacara penyucian diri untuk menyambut hari raya Nyepi oleh seluruh umat Hindu di Bali. Upacara Melasti digelar untuk menghanyutkan kotoran alam menggunakan air kehidupan.

"Upacara Melasti dilaksanakan di pinggir pantai dengan tujuan mensucikan diri dari segala perbuatan buruk pada masa lalu dan membuangnya ke laut," kata Jro Paksi kepada VIVA.co.id.

Dalam kepercayaan Hindu, ia melanjutkan, sumber air seperti danau dan laut dianggap sebagai air kehidupan (tirta amerta). Selain melakukan persembahyangan, upacara Melasti juga merupakan pembersihan dan penyucian benda sakral milik pura (pralingga atau pratima Ida bhatara dan segala perlengkapannya). Benda-benda tersebut diarak dan diusung mengelilingi desa. Hal ini dimaksudkan untuk menyucikan desa.

Tak hanya di Denpasar, di seluruh Bali umat Hindu menggelar persembahyangan serupa. Seperti di Kabupaten Jembrana. Persembahyangan diawali di merajan atau tempat tinggal masing-masing dan di Pura Khayangan Desa, di mana pratima ditempatkan lalu dituntun menuju ke segara (laut).
 
Di Kabupaten Jembrana terdapat beberapa lokasi Melasti bagi umat Hindu, tersebar di lima kecamatan. Namun khusus untuk pelaksanaan Melasti di Segara Yeh Leh, Desa Pengragoan, Kecamatan Pekutatan.

"Melasti ini merupakan tahap awal rangkaian Nyepi yang dilanjutkan dengan Tawur Kesanga saat hari pengrupukan, Sipeng atau Bratha dan Ngembak Geni," terang Ketua Pengurus Harian PHDI Kabupaten Jembrana, I Komang Arsana. (one)