Gerhana, Masjid Semarang Siapkan 5.000 Kacamata Antiradiasi
- ANTARA FOTO/Rahmad
VIVA.co.id – Warga Kota Semarang, Jawa Tengah bakal menyaksikan bersama Gerhana Matahari Total (GMT) di kompleks Masjid Agung Jawa Tengah, Rabu, 9 Maret 2016. Pihak panitia bahkan menyediakan sebanyak 5.000 kacamata antiradiasi untuk melihat fenomena langka ini.
"Kita sediakan 5.000 kacamata gerhana dan sejumlah teleskop untuk melihat fenomena gerhana matahari ini. Sejauh ini masyarakat antusias mendaftar," kata Ketua Asosiasi Dosen Falak Indonesia, Ahmad Izzuddin di Semarang, Minggu, 6 Maret 2016.
Acara pengamatan dan ibadah bersama fenomena GMT di MAJT, lanjut Izzuddin, akan dimulai pada pukul 06.30 WIB. Pihak panitia nantinya juga akan menggelar salat gerhana berjamaah seusai melakukan pengamatan, tepatnya di gedung Plaza MAJT.
"Mulai pukul 06.30 WIB, MAJT akan kumandangkan takbir, tahmid untuk selanjutnya kita lakukan pengamatan dan salat berjemaah," kata Izzuddin yang juga Ketua Panitia acara.
Dalam kesempatan itu, payung elektrik di masjid yang konon terbesar se Asia Tenggara itu juga dibuka lebar. Sejumlah teleskop juga disediakan panitia.
Peserta yang datang juga diwajibkan mengenakan kacamata antiradiasi matahari yang telah disiapkan jauh-jauh hari sebelumnya. Untuk mendapatkan kacamata ini, peserta hanya diminta membayar infaq sebesar Rp30 ribu.
Menurut Izzuddin, GMT juga merupakan fenomena yang berbahaya bila tak berhati-hari dalam mengamati, dapat merusak mata. Oleh karenya penggunaan alat anti radiasi ini penting disosialisasikan, utamanya bagi masyarakat awam.
"Sangat diperlukan sosialisasi dan perlengkapan yang benar mengenai cara pengamatan matahari," jelasnya.
GMT yang terjadi ini dikatakan Izzudin menjadi berkah bagi masyarakat Indonesia. Sebab, gerhana ini akan melintasi wilayah Indonesia dari Barat hingga Indonesia Timur. Sehingga pada tahun 2016 dapat dipastikan kegiatan pengamatan GMT dunia akan berpusat di Indonesia.
GMT akan kembali melintasi Indonesia pada tanggal 20 April 2042, yang berarti 26 tahun lagi. Bagi umat muslim, khususnya di Semarang, Jawa Tengah, GMT besok menjadi lebih spesial mengingat peristiwa gerhana matahari sebagian mirip seperti kejadian saat zaman Rasulullah.
Di mana waktu, durasi hingga bentuk besar piringan gerhananya hampir mirip saat nabi melakukan salat gerhana matahari pertama dan terakhir semasa hidupnya.
"Maka GMT 2016 ini merupakan momen yang penting bagi masyarakat, khususnya siswa atau pelajar untuk mengenal dan mengapresiasi fenomena alam sebagai sebuah bagian dari sains," jelas dosen Ilmu Falak UIN Walisongo Semarang ini.