Mensos: Ada Santri dan Kiai Jadi Korban Narkoba

Menteri Khofifah dan Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso saat diskusi soal pemberantasan narkoba beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansah menyatakan bahwa saat ini sejumlah santri termasuk kiai di pesantren-pesantren di Jawa Timur sudah menjadi korban peredaran narkoba. Menurutnya, para pengedar narkoba itu menyasar seluruh lini untuk menjadi pasarnya. Jika lewat jalan yang lain gagal, maka akan mencari pintu lewat proses spiritual yang intens dilakukan di pesantren.

"Supaya zikirnya tambah khusyu, zikirnya tambah lama, zikirnya tambah panjang, zikirnya tambah kuat, ini loh vitamin. Nah, para pengedar narkoba itu masuk ke pesantren dengan mengatakan narkoba itu vitamin dan para santri termasuk kiai menjadi korbannya," kata Khofifah usai membuka Konferensi Wilayah Muslimat NU Sulawesi Tengah di Palu, Minggu, 6 Maret 2016.

Para santri dan kiai itu, kata Khofifah, umumnya mengonsumsi narkoba dan digunakan sebagai dopping untuk memperkuat fisik saat melakukan zikir.

"Saat ada yang memberi obat dengan mengatakan itu vitamin mereka akan terima itu. Tidak taunya itu adalah zat adiktif," katanya.

Hal inilah yang membuat Khofifah merasa aneh karena di Jawa Timur itu banyak pesantren namun tingkat peredaran narkobanya nomor dua di Indonesia.

Berdasarkan fakta itu akhirnya, lanjut Khofifah, sejak tahun 2008 mencoba melakukan perenungan. Namun saat data-data itu disampaikan, ada kecenderungan pihak pesantren mengelak dari fakta yang ada.

"Belakangan baru ketahuan setelah Kepala BNN menyebut ini loh narkoba masuk ke pesantren, begini loh cara masuknya dengan cara yang terkait kekhusu'an ibadah," kata Khofifah.

Untuk mencegah makin banyak peredaran narkoba di kalangan pesantren kata Mensos, pihak BNN telah melakukan koordinasi dengan pihak pesantren di seluruh Indonesia termasuk di Jawa Timur.

Abdullah Hamann/Sulawesi Tengah