Perburuan Labora Sitorus Libatkan Intelijen
- ANTARA FOTO/Olha Mulalinda
VIVA.co.id – Pengejaran terhadap terpidana kasus penyelundupan bahan bakar minyak dan pencucian uang Labora Sitorus tidak hanya dilakukan kepolisian namun juga melibatkan sejumlah operasi intelijen. Demikian ungkap Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Hamonangan Laoly dalam kunjungannya di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Pontianak di Kabupaten Kubu Raya, Minggu, 6 Maret 2016.
“Pengejaran melibatkan polisi dan beberapa operasi intelijen. Kita akan kerja sama Kepala BIN. Sudah diminta oleh Dirjen PAS. Mana tahu kalau lari dicekal dan ini sudah dilakukan Dirjen PAS meminta Dirjen Imigrasi mengenai itu,” ungkap Yasonna.
Yasonna mengakui, sekecil informasi apapun terkait Labora, ia tetap memantaunya. "Kita terus kejar. Meminta bantuan Kapolri, Kapolda untuk terus memantau beliau. Saya mengimbau kepada saudara Labora agar segera keluar menyerahkan diri. Tidak boleh melakukan perlawanan, nanti akan merugikan diri sendiri," jelas Yasonna.
Menurut Yasonna, sejak melarikan diri ketika akan diringkus pada Jumat 4 Maret 2016, status Labora Sitorus sudah ditetapkan dalam Daftar pencarian Orang atau DPO.
"Negara tidak boleh membiarkan kalau ada oknum- oknum yang mencoba membantu Labora itu berbahaya. Karena status Labora sudah ditetapkan sebagai DPO itu pelanggaran hukum.”
Lebih jauh, ia berharap dalam waktu dekat Labora menyerahkan diri atau memang petugas keamanan bersama dengan Polri bisa mengejar dan menangkap Labora.
Labora Sitorus melarikan diri saat akan dipindahkan dari Lembaga Pemasayarakatan Kota Sorong Papu ke LP Cipinang Jakarta pada Jumat 4 Maret 2016.
Tak kurang dari 600 personel polisi pun dibuat malu oleh ulah Labora. Tercatat ini ulah kedua Labora berhasil melarikan diri setelah terakhir dilakukannya pada tahun 2014 silam.