Isu Santri Zikir Pakai Ekstasi, Ini Tanggapan NU Jatim

presiden jokowi deklarasikan hari santri nasional
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komisaris Jenderal Budi Waseso, membuat heboh masyarakat pesantren. Buwas mengatakan, ada santri, khususnya di Jawa Timur, yang berzikir sambil mengkonsumsi narkotika seperti ekstasi.

"Pernyataan Budi Waseso mungkin ada benarnya. Itu sebagai peringatan bagi kita bahwa pengedar berusaha masuk ke segala lini, termasuk pesantren dengan segala cara," kata Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, Hasan Mutawakkil Alallah kepada VIVA.co.id, Sabtu, 5 Maret 2016.

Namun, Mutawakkil mengaku belum menemukan atau mendapat laporan dari pemangku pesantren di Jatim mengenai adanya santri yang mengkonsumsi narkotika untuk memacu stamina agar kuat berzikir dalam waktu lama. "Saya tidak tahu kalau soal itu," katanya menambahkan.

Namun, Mutawakkil khawatir para pengedar memanfaatkan oknum santri yang mantan pecandu, agar memasukkan barang haram itu dan mengenalkannya kepada teman santri lain.

"Misalnya, ada lulusan SMP yang biasa memakai narkoba, lalu SMA atau MA-nya diteruskan di pesantren. Kemungkinan dari situ narkoba bisa masuk pesantren," ujarnya.

Bagi Mutawakkil, pernyataan Budi Waseso itu sebagai peringatan kepada para pengasuh pesantren agar waspada terhadap peredaran narkotika. Karena itu, dia meminta BNN menginstruksikan kepada BNN di daerah agar menindak tegas jika ada pengedar di lingkungan masyarakat sekitar pesantren.

Sejauh ini, lanjut Mutawakkil, NU Jatim belum melakukan langkah konkret untuk menangkal narkotika masuk ke pesantren. Tapi dia yakin para pemangku pesantren sudah mengantisipasi itu sejak dini. "Yang rawan kan pesantren-pesantren yang tidak terlalu menerapkan peraturan ketat."

Pernyataan Budi Waseso itu bisa jadi berdasarkan laporan dari BNN Jatim. Sebelumnya, kepada VIVA.co.id Kabid Pemberantasan dan Penindakan BNN Jatim, AKBP Bagijo Hadi Kurnijanto, mengaku mengungkap kasus narkotika yang kebetulan melibatkan anak seorang kiai di Sumenep, Madura, Jatim.

"Itu hanya oknum yang kebetulan berada di lingkungan masyarakat pesantren," kata Bagijo, Senin, 30 November 2015 lalu.

Dia mengatakan, BNN belum menemukan bukti narkotik masuk pesantren.

(mus)