Korban Super Tucano Ingin Wakafkan Tanah untuk Musala
- D.A.Pitaloka/VIVA.co.id
VIVA.co.id – Rumah Mujianto di Gang 12 Jalan LA Sucipto, Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur, kini rata dengan tanah setelah tertimpa pesawat latih TNI AU Super Tucano TT 3180 pada Rabu 10 Februari 2016 lalu. Dua penghuni rumah meninggal bersama dua awak pesawat dalam musibah tersebut.
Penghuni rumah yang selamat, Mujianto dan putranya, kini bersiap menempati kontrakan baru, setelah menumpang di rumah tetangganya dalam sepekan terakhir.
“Sudah dapat kontrakan di dekat rumah,” kata Fahriski Jati Ananto, putra Mujianto dan mendiang Erna Wahyuningtyas, Selasa 16 Februari 2016.
Menurutnya, pihak TNI AU Lanud Abdulrachman Saleh Malang, mempersilakan keluarga Mujianto untuk mencari kontrakan selama satu tahun di sekitar rumah mereka. Semua biaya kontrakan, akan ditanggung TNI AU.
“Kami tinggal cari, soal sewa nanti pemilik rumah langsung berurusan dengan pihak TNI AU," ujar mahasiswa fakultas kedokteran ini.
Kontrakan baru mereka lokasinya sekitar 20 meter dari rumah lamanya. Meskipun sudah berbeda RT, namun Mujianto dan Fahriski puas dengan rumah kontrakan itu. “Mungkin nanti malam atau besok pindah, ini sudah mulai memindahkan perabotan rumah. Syukur, masih dekat dengan rumah lama,” ungkapnya.
Masa kontrakan sengaja dipatok selama satu tahun. Dalam masa itu, diharapkan proses jual beli tanah milik keluarga Mujianto sudah tuntas dengan TNI AU. Fahriski juga berharap bisa menemukan rumah baru yang terletak tak jauh dari kediaman lama mereka. “Sudah sepakat untuk dibeli tanahnya, kami akan membeli rumah di sekitar sini juga,” lanjutnya.
Keluarga Mujianto menginginkan agar tanah yang telah dibeli TNI AU bisa diwakafkan untuk Musala yang terletak di samping bekas rumah mereka. Bahkan, keluarga rela jika semua tanah digunakan untuk pelebaran musolla.
“Kami berharap sebagian besar tanah digunakan untuk wakaf. Mungkin musolla berubah jadi masjid akan lebih baik. Soal monumen, itu terserah pihak TNI AU,” jelasnya.