Hari Kedelapan Mursalin Terperangkap Tambang Runtuh

Upaya penyelamatan seorang pekerja yang terjebak di tambang emas yang runtuh di Gosowong, Halmahera Utara, Maluku Utara, pada Senin, 15 Februari 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Firdaus Amar
VIVA.co.id - Upaya penyelamatan seorang pekerja yang terperangkap di dalam tambang emas bawah tanah (undergroud) di Gosowong, Halmahera Utara, Maluku Utara, memasuki hari kedelapan pada Senin, 15 Februari 2016. Pekerja itu, Mursalin (36 tahun), belum berhasil dievakuasi dari reruntuhan tambang.
 
Tim penyelamat masih berupaya mengevakuasi Mursalin. Tim mengebor tanah hingga ke bawah tanah tempat Mursalin terjebak. Pengeboran sepanjang 38 meter itu telah menembus lokasi pekerja itu pada Senin dini hari.
 
“Ini merupakan capaian signifikan dalam opsi utama kami untuk proses penyelamatan. Sebelum kami melakukan proses penyelamatan Mursalin, kami akan melapisi lubang agar aman untuk melakukan evakuasi. Diperkirakan pekerjaan pelapisan lubang akan memakan waktu beberapa hari,” kata Manajer Komunikasi PT Nusa Halmahera Mineral, Herastuti Haryogyo.
 
“Pilihan kedua untuk mengeluarkan Mursalin, yakni pembuatan terowongan horisontal baru dari akses utama menuju lokasi Mursalin, juga terus dilakukan,” dia menambahkan .
 
Tim penyelamat terus memonitor geoteknik guna memantau kondisi batuan dan melakukan penilaian risiko-risiko dalam semua aspek operasi penyelamatan. Memasuki hari kedelapan ini kesehatan Mursalin dilaporkan masih baik. Dia telah berkomunikasi dengan keluarganya menggunakan saluran telepon yang baru dipasang.
 
Manajemen PT Nusa Halmahera Mineral belum dapat memberikan waktu yang pasti, tetapi pekerjaan penyelamatan terus dilakukan siang dan malam.
 
Musibah itu terjadi pada Senin, 8 Januari 2016. Sebuah terowongan galian tambang emas bawah tanah (underground) di Gosowong itu tiba-tiba runtuh.
 
Terowongan itu milik PT Nusa Halmahera Mineral (NHM), perusahaan patungan produsen emas terbesar di Australia, Newcrest Mining Ltd (Newcrest), dengan PT Aneka Tambang Tbk. Awalnya ada 50 orang pekerja tambang yang terjebak dalam terowongan sedalam 300 meter di bawah tanah itu. Namun 49 orang sudah dievakuasi.
 
Mursalin, pekerja yang masih terjebak itu, adalah operator alat berat berjenis solo drill. Dia dipastikan masih hidup karena perusahaan berhasil menggali lubang yang membuat mereka masih bisa berkomunikasi dan mengirimkan makanan kepadanya.
 
Firdaus Amar/Halmahera Utara