Rumah Tertimpa Super Tucano, Keluarga Korban Mengungsi
- ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
VIVA.co.id - Rumah Mujianto di Gang 12 Jalan LA Sucipto, Kota Malang, Jawa Timur, kini rata dengan tanah. Rumah itu hancur setelah tertimpa pesawat latih TNI Angkatan Udara (AU) Pangkalan Udara (Lanud) Abdulrachman Saleh, Rabu, 10 Februari 2016.
Akibat kejadian itu, Mujianto dan anak semata wayangnya Fahriski Jati Ananto pun terpaksa mengungsi ke tetangga mereka, Suwoko. “Kami masih tidur saja di sini, barang-barang ada di rumah tetangga lain dekat rumah,” kata Oki, sapaan Fahriski, Kamis, 11 Februari 2016.
Setelah tertimpa pesawat itu, rumah Oki diratakan dengan alat berat. Rumah dua lantai dengan delapan kamar itu telah dihuni orangtua Oki sejak kecil. Sejumlah lima dari delapan kamar tersebut disewakan untuk indekos.
Mahasiswa fakultas kedokteran salah satu perguruan tinggi swasta di Malang itu mengakui, banyak kenangan yang terlahir di rumah tersebut. “Pihak TNI AU sudah mengatakan ingin membangun rumah lagi. Tapi belum ada pembicaraan lanjutan dan kami belum memutuskan. Kalau saya sendiri lebih baik dijadikan rumah lagi," katanya.
Rumah tersebut menjadi saksi jatuhnya pesawat latih TNI AU Super Tucano TT 3108, Rabu, 10 Februari 2016. Dalam kecelakaan itu, ibu Oki, Erna Wahyuningtyas yang sedang mencuci baju menjadi korban hingga meninggal dunia.
Seorang penghuni indekos, Nur Cholis (27 tahun) juga meninggal dunia dalam kejadian itu. Pada saat kejadian itu, Oki baru saja berangkat kuliah.
“Saya baru saja berangkat kuliah 30 menit sebelum kejadian itu. Baru saja pamit dengan ibu saya," ujarnya.
Kini Oki dan Mujianto tinggal di rumah Suwoko hingga mendapat tempat tinggal kembali. Para pelayat berdatangan ke rumah Suwoko untuk menyampaikan belasungkawa kepada Oki dan ayahnya.
Adapun pihak TNI AU sudah menyediakan ganti rugi bagi korban musibah tersebut. Ganti rugi material itu termasuk kebutuhan pemulasaraan jenazah korban di Malang, Blitar dan juga Yogyakarta. (one)