Berlebihan Jika Sekolah Hukum Siswa Rayakan Valentine

Aksi pelajar tolak Hari Valentine di Sumenep, Jawa Timur.
Sumber :
  • Veros Afif/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Dinas Pendidikan di Kota Malang mengeluarkan edaran tentang larangan kegiatan merayakan valentine di dalam dan di luar lingkungan sekolah. Edaran tersebut dibagikan pada seluruh Kepala Sekolah di Kota Malang dan direspons dengan berbagai kebijakan di sekolah masing-masing.

Kepala Sekolah SMK PGRI 3 Kota Malang Lukman Hakim mengatakan telah mendapatkan surat imbauan itu. Lukman mengatakan sepakat dengan adanya larangan itu. Surat itu penting untuk memberikan konotasi positif tentang perayaan hari kasih sayang.

"Selama ini, asumsi anak-anak, valentine adalah hari kasih sayang yang sebebas-bebasnya. Sesuatu yang mendekati negatif selalu kami hindari," kata Lukman, Selasa, 9 Februari 2016.

Saat ini, sekolah di tempatnya telah mengimbau wali murid untuk mengawasi putra-putrinya ketika di rumah. Imbauan dilakukan terutama pada wali murid dari siswa kelas 12 yang akan segera lulus, meskipun siswa di bawahnya juga turut dihimbau.

"Untuk kelas 12 harus fokus karena sebentar lagi lulus, untuk di bawahnya juga sama harus fokus sekolah. Jangan sampai karena perayaan ini saja kemudian masa depannya hancur," katanya.

Menurutnya, surat tersebut adalah surat tertulis pertama yang diterimanya tentang larangan merayakan valentine. Sedangkan, selama ini tak pernah ada kegiatan khusus yang dilakukan siswa di dalam sekolah untuk merayakan valentine. Jika ada siswa yang ketahuan merayakan hari valentine, pihaknya akan memberikan sanksi sekaligus menegur wali murid, jika perayaan dilakukan dengan berlebihan.

"Kalau sekedar memberikan coklat itu tak masalah, tapi kalau sampai memberikan pada waktu tengah malam misalnya, itu yang tak boleh. Kami akan panggil wali murid jika ada laporan seperti itu," tuturnya.

Sementara bagi pelajar di Kota Malang, valentine dianggap sebagai hari keagamaan umat tertentu. Tanpa surat larangan pun, pelajar tak merayakan hari valentine, meskipun berbagai pusat perbelanjaan di Malang banyak memberikan fasilitas diskon khusus untuk produk tertentu dengan warna pink di hari valentine.

"Saya tak pernah merayakan valentine, itu hari raya milik agama lain," kata siswi salah satu SMKN di Kota Malang, Intan Putri.

Bagi wali murid, valentine juga bukanlah hari yang spesial. Silviana, warga Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang mengatakan anak-anaknya tak pernah merayakan valentine. Ibu dari tiga putri yang kini masing-masing duduk di bangku SD dan SMP itu.

"Sampai sekarang tak pernah merayakan valentine, biasa saja. Kalau kami mikirnya perayaan itu sama dengan pemborosan, dan tidak ada dasar khusus untuk merayaka hal itu," ujarnya.