Pasien DBD Membludak, RSUD Kota Depok Kewalahan

RS Kota Depok menerima banyak pasien DB, Selasa (2/2/2016)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Zahrul Darmawan
VIVA.co.id
- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok menerima 152 pasien yang terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga hari ini. Pasien yang membludak tersebut tak tertampung lagi di bangsal rumah sakit hingga harus ditempatkan di selasar-selasar RSUD.


"Di sini hanya ada 71 tempat tidur. Jika tidak muat, maka kami akan berkoordinasi dengan pihak rumah sakit swasta atau ditempatkan di selasar untuk sementara waktu. Yang terpenting pasien harus mendapat pelayanan terlebih dulu," kata Kepala Seksi Pelayanan RSUD Depok, dr. Dayu Satriani, saat ditemui VIVA.co.id di Depok, Selasa 2 Februari 2016.


Dia mengatakan, meskipun sejumlah pasien harus ditempatkan di lorong, namun perawatan maksimal dari pihak RS tetap diberikan. Hingga Januari 2016, pasien DBD di RS berjumlah 152 orang, 126 merupakan warga Depok dan lainnya berasal dari luar kota.


"Hari ini nambah lima pasien. Total sampai dengan 31 Januari ada 152 pasien. Tapi, itu sudah ada yang keluar dan masuk," jelasnya.


Angka penderita DBD untuk tahun 2016 ini diakui Dayu mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Sebelumnya, pada tahun 2015, jumlah penderita DBD yang dirawat di RSUD Depok hanya mencapai 51 orang. Hal tersebut ditengarai karena musim hujan yang mulai intens.

"Masyarakat juga harus waspada, memeriksakan lingkungan dan menjaga kondisi tubuh," katanya.


Dia menjelaskan, gejala penderita DBD yang paling mudah dideteksi adalah serangan demam yang tak menentu. Untuk itu, pertolongan pertama yang dianjurkan adalah memperbanyak minum air mineral.


Demam akan terjadi 2 hingga 7 hari dengan grafik tapal kuda. Oleh karena itu penderita harus banyak mengkonsumsi air dan istirahat total.


Pasien Mengeluh

Meskipun pihak RSUD mengklaim pelayanan terbaik diberikan, namun sejumlah pasien merasa fasilitas RSUD ini masih jauh dari layak. Pasien yang ditempatkan di lorong merasa tak bisa beristirahat dengan baik. Aisyah, salah satu pasien, mengalami hal tersebut sejak dirawat pada awal Februari.

 

"Perawatannya baik, cuma kamarnya aja yang penuh. Kalau di lorong banyak yang bolak-balik," kata Kakak Aisyah, Khodijah, yang menemaninya.


Tak hanya itu, antrean yang lama saat menunggu giliran mendapat perawatan medis juga menjadi keluhan sebagian besar pasien di rumah sakit ini.