Eks Teroris Berfirasat ISIS Mau Bikin Teror Lagi di RI
Jumat, 29 Januari 2016 - 10:58 WIB
Sumber :
- Twitter @TMCPoldaMetro
VIVA.co.id - Sejumlah peristiwa kecil bernuansa teror setelah peristiwa teror bom di kawasan mal Sarinah Jalan MH Thamrin, Jakarta, terjadi di sejumlah daerah. Banyak teror bahkan menggelikan karena ternyata hanya candaan.
Seperti beberapa kali heboh calon penumpang pesawat diperiksa petugas keamanan bandara di Yogyakarta dan beberapa bandara di daerah lain karena bercanda membawa bom, dan ditemukannya siswa di Bali yang bersimpati dengan kelompok teroris Daulah Islamiyah Irak dan al-Syam (ISIS). Tapi ada pula yang terbilang serius, yakni ledakan bom di Jambi, Rabu, 27 Januari 2016.
Ali Fauzi Manzi, mantan aktivis kelompok radikal asal Lamongan, Jawa Timur, mengatakan bahwa kejadian-kejadian bercanda tapi bernuansa teror itu tak serius. Menurutnya, itu tidak berkaitan dengan tanda kian eksisnya ISIS.
"Itu hanya efek dari kejadian (teror bom di dekat) Sarinah kemarin," kata Ali Fauzi kepada VIVA.co.id melalui sambungan telepon pada Jumat, 29 Januari 2016.
Orang Indonesia, katanya, memang gemar membuat sensasi berbahaya setelah ada kejadian besar dan disebar melalui dunia maya dengan harapan terjadi kehebohan. "Itu sebenarnya semakin jelas menunjukkan ketidaksukaan orang awam terhadap ISIS," ujarnya.
Kendati begitu, mantan instruktur bom Jemaah Islamiyah (JI) perwakilan Jawa Timur itu mengingatkan, aparat dan masyarakat tetap waspada pada gerakan ISIS di masa mendatang. "Feeling (firasat) saya akan ada operasi (dari kelompok ISIS) lagi setelah Sarinah," katanya.
Setelah peristiwa bom Thamrin pada 14 Januari 2016, aparat Densus 88 Mabes Polri melakukan serangkaian penangkapan terhadap terduga teroris ISIS di sejumlah daerah. Mengiringi itu, peristiwa kecil nan menggelikan bernuansa teror terjadi di tengah masyarakat dan menjadi heboh.
Ali Fauzi ialah adik mendiang Amrozi dan Ali Imron, pelaku bom peledakan Bali tahun 2002. Dia pernah mengikuti pelatihan perakitan bahan peledak di Kamp Akademi Moro, Filipina, dan mantan instruktur bom Jamaah Islamiyah Wakalah Jawa Timur. (ren)