Hakimi Eks Gafatar, Gubernur Kalbar Tak Mau Salahkan Massa
Rabu, 20 Januari 2016 - 16:01 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Aceng Mukaram
VIVA.co.id - Gubernur Kalimantan Barat Cornelis mengatakan tak ada penyerangan massa terhadap warga eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Desa Moton, Kalbar. Namun, pembakaran terjadi sebab peringatan masyarakat tak direspons orang-orang yang dianggap pendatang gelap tersebut.
"Tidak diserang mereka. Mereka masuk ke Kalbar," kata Cornelis di Kompleks Kepresidenan Jakarta, Rabu 20 Januari 2016.
Dia mengatakan jajaran pemerintah daerah juga sudah diingatkan soal masuknya para simpatisan Gafatar tersebut. Namun kontrol hingga desa menurut Cornelis, lemah.
"Kami sudah ingatkan ke pemda supaya orang datang dan pergi diketahui. Kalau ada orang hilang di Jakarta, kami bisa tahu. Ini termasuk lalai mengecek hal seperti itu," katanya.
Gubernur mengatakan, para pendatang yang diperkirakan lebih dari 300 kepala keluarga datang dari berbagai daerah antara lain Jawa Timur, Jawa Barat, Lampung. Mereka sudah berada di Kalimantan Barat. Oleh karena itu pemerintah saat ini sudah melakukan evakuasi dan menempatkan di Pontianak.
"Kami selamatkan nyawa mereka juga, jangan sampai ada korban jiwa," kata Cornelis.
Cornelis menambahkan warga eks Gafatar yang permukimannya dibakar pada Selasa, 19 Januari 2016, tidak masuk daerahnya secara resmi. Oleh karena itu dia berharap pemerintah daerah yang kehilangan warganya juga turut andil dalam pengembalian para eks Gafatar ke tempatnya masing-masing.
"Beda dengan transmigrasi," kata dia perihal masuknya para warga eks Gafatar itu.
Baca Juga :
"Tidak diserang mereka. Mereka masuk ke Kalbar," kata Cornelis di Kompleks Kepresidenan Jakarta, Rabu 20 Januari 2016.
Dia mengatakan jajaran pemerintah daerah juga sudah diingatkan soal masuknya para simpatisan Gafatar tersebut. Namun kontrol hingga desa menurut Cornelis, lemah.
"Kami sudah ingatkan ke pemda supaya orang datang dan pergi diketahui. Kalau ada orang hilang di Jakarta, kami bisa tahu. Ini termasuk lalai mengecek hal seperti itu," katanya.
Gubernur mengatakan, para pendatang yang diperkirakan lebih dari 300 kepala keluarga datang dari berbagai daerah antara lain Jawa Timur, Jawa Barat, Lampung. Mereka sudah berada di Kalimantan Barat. Oleh karena itu pemerintah saat ini sudah melakukan evakuasi dan menempatkan di Pontianak.
"Kami selamatkan nyawa mereka juga, jangan sampai ada korban jiwa," kata Cornelis.
Cornelis menambahkan warga eks Gafatar yang permukimannya dibakar pada Selasa, 19 Januari 2016, tidak masuk daerahnya secara resmi. Oleh karena itu dia berharap pemerintah daerah yang kehilangan warganya juga turut andil dalam pengembalian para eks Gafatar ke tempatnya masing-masing.
"Beda dengan transmigrasi," kata dia perihal masuknya para warga eks Gafatar itu.