Satu Bayi Tewas dan 11 Orang Luka Akibat Gempa di Maluku
Senin, 18 Januari 2016 - 10:56 WIB
Sumber :
- VIVA / Faujan Pinang
VIVA.co.id - Seorang bayi berusia tiga bulan dilaporkan tewas akibat gempa Pulau Ambalauw, Kabupaten Buru Selatan, Maluku, pada Minggu, 17 Januari 2016. Bayi itu tertimpa reruntuhan bangunan setelah Pulau Ambalauw diguncang gempa berkekuatan 5,4 skala richter.
Gempa bumi itu juga melukai sedikitnya sepuluh orang dewasa. Para korban luka adalah tujuh warga di Desa Ulima dan dan tiga orang di Desa Masawoi.
Data itu masih bersifat sementara karena petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buru Selatan baru memeriksa tiga desa dan masih ada empat desa lain yang belum dikonfirmasi.
"Data-data yang disampaikan di atas adalah pendataan langsung di lapangan," kata Kepala BPBD Kabupaten Buru Selatan, Awat Mahulauw, pada Senin, 18 Januari 2016.
Masyarakat kini berswadaya membangun tenda-tenda sederhana untuk ditempati sambil bolak-balik ke rumah masing-masing. Soalnya sebagian besar rumah di pulau itu rusak akibat goncangan gempa.
Ratusan rumah rusak
Baca Juga :
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 239 rumah rusak berat, rusak sedang, dan rusak ringan akibat gempa di Pulau Ambalauw. Sebanyak 68 rumah rusak berat di Desa Ulima dan Desa Masawoi. Ada 118 rumah rusak sedang di Desa Kampung Baru, Desa Masawoi, dan Desa Ulima. Sedangkan rumah yang rusak ringan berjumlah 53 unit dan masing-masing berada di Desa Masawoi dan Desa Kampung Baru.
“Empat desa lainnya belum didata karena malam. Pagi ini baru dilanjutkan pendataan di Desa Lumoi, Siwar, Elara dan Selasi Kecamatan Ambalauw," kata Awat Mahulau kepada VIVA.co.id.
Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Maluku, gempa bumi itu adalah jenis gempa bumi tektonik hiposenter dangkal akibat aktivitas sesar aktif di Laut Banda.
Hasil analisis mekanisme sumber menggunakan perangkat lunak JisView menunjukkan bahwa gempa bumi itu dibangkitkan sebuah aktivitas sesar dengan mekanisme oblique, yaitu kombinasi antara sesar mendatar dengan naik.
Salah satu parameter sesar, strike menunjukkan nilai sebesar 62,3 derajat dengan nilai dip sebesar 86,0 derajat. Nilai ini menggambarkan sebuah pola penyesaran yang berarah barat daya-timur laut. Berdasarkan data gempa bumi susulan ini, diyakini tidak ada potensi gempa bumi dengan kekuatan yang lebih besar.
"Untuk itu, masyarakat pesisir Pulau Buru dan Pulau Ambalau, Maluku, diimbau agar tetap tenang, karena gempa bumi yang terjadi tidak berpotensi menimbulkan tsunami," ujar Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Dr Daryono.