NU: Ada Situs Radikal Menyamar Jadi Medianya NU
Minggu, 17 Januari 2016 - 21:42 WIB
Sumber :
- ANTARA/ Budi Candra Setya
VIVA.co.id - Nahdliyin dan sejumlah pihak mengapresiasi langkah pemerintah memblokir beberapa situs berisi ajaran radikal. Tapi penelusuran harus tetap dilakukan, termasuk pada situs-situs yang menggunakan simbol Nahdatul Ulama (NU) dan Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).
Hal itu disampaikan Ketua Lajnah Ta'lif wan Nashr (LTN) NU Jawa Timur, Ahmad Najib, di kantor PWNU Jatim, Surabaya, Minggu, 17 Januari 2016. LTN adalah lembaga NU di bidang penerbitan dan informasi. "Karena ada situs yang memakai simbol NU, tapi isinya radikal," katanya.
Najib tak menyebut rinci nama situs radikal yang menyaru sebagai situsnya kaum nahdliyin itu. Dia hanya meminta pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi melakukan pemantauan. "Jika mengarah pada ajaran radikal ekstrem, kami berharap juga ditutup," pintanya.
Najib menjelaskan, gerakan kelompok Islam radikal memang menggunakan dunia maya sebagai sarana untuk menyebarkan pesan-pesannya. Situs dibuat menyasar semua komunitas, dari pendidikan, informasi, bahkan hiburan.
Tampilan situs juga didesain semenarik mungkin untuk memancing pengunjung dunia maya melihat dan membacanya. Bahkan, ada pula situs tampilannya dibuat gaul untuk menarik perhatian kaum pemuda. "Tapi kontennya berisi ajaran radikal," tandas pria yang akrab disapa Gus Najib itu.
Selain membuat media online, lanjut pengasuh Pesantren Baitul Hikmah, Bangil, Pasuruan, itu, tim IT kelompok radikal terkadang juga menggunakan keahliannya untuk menghack situs milik NU. "Di Pasuruan ada media onlinenya NU dihack, diduga oleh kelompok radikal," katanya.
Najib berharap, pemerintah teliti dan saksama menelusuri situs-situs yang menggunakan simbol NU yang ajarannya mengarah ke radikal. Jika tidak, dia khawatir banyak pembaca dan peselancar dunia maya terpengaruh karena seolah-olah itu suaranya NU.
"Karena jelas ajaran Islam yang dibawa NU bukan Islam bercorak radikal ekstrem. Islam yang dibawa NU Islam yang damai, toleran, dan rahmatan lil alamin. Bagi NU, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia juga harga mati," tegas Najib.
Seperti diketahui, Kementerian Komunikasi dan Informasi memblokir belasan situs bernada Islam dan berbau radikal, pasca serangan bom dan penembakan di dekat Plaza Sarinah Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis, 14 Januari 2016 lalu. Pemblokiran situs dilakukan guna mengecilkan ruang penyebaran radikalisme.
Baca Juga :
Hal itu disampaikan Ketua Lajnah Ta'lif wan Nashr (LTN) NU Jawa Timur, Ahmad Najib, di kantor PWNU Jatim, Surabaya, Minggu, 17 Januari 2016. LTN adalah lembaga NU di bidang penerbitan dan informasi. "Karena ada situs yang memakai simbol NU, tapi isinya radikal," katanya.
Najib tak menyebut rinci nama situs radikal yang menyaru sebagai situsnya kaum nahdliyin itu. Dia hanya meminta pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi melakukan pemantauan. "Jika mengarah pada ajaran radikal ekstrem, kami berharap juga ditutup," pintanya.
Najib menjelaskan, gerakan kelompok Islam radikal memang menggunakan dunia maya sebagai sarana untuk menyebarkan pesan-pesannya. Situs dibuat menyasar semua komunitas, dari pendidikan, informasi, bahkan hiburan.
Tampilan situs juga didesain semenarik mungkin untuk memancing pengunjung dunia maya melihat dan membacanya. Bahkan, ada pula situs tampilannya dibuat gaul untuk menarik perhatian kaum pemuda. "Tapi kontennya berisi ajaran radikal," tandas pria yang akrab disapa Gus Najib itu.
Selain membuat media online, lanjut pengasuh Pesantren Baitul Hikmah, Bangil, Pasuruan, itu, tim IT kelompok radikal terkadang juga menggunakan keahliannya untuk menghack situs milik NU. "Di Pasuruan ada media onlinenya NU dihack, diduga oleh kelompok radikal," katanya.
Najib berharap, pemerintah teliti dan saksama menelusuri situs-situs yang menggunakan simbol NU yang ajarannya mengarah ke radikal. Jika tidak, dia khawatir banyak pembaca dan peselancar dunia maya terpengaruh karena seolah-olah itu suaranya NU.
"Karena jelas ajaran Islam yang dibawa NU bukan Islam bercorak radikal ekstrem. Islam yang dibawa NU Islam yang damai, toleran, dan rahmatan lil alamin. Bagi NU, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia juga harga mati," tegas Najib.
Seperti diketahui, Kementerian Komunikasi dan Informasi memblokir belasan situs bernada Islam dan berbau radikal, pasca serangan bom dan penembakan di dekat Plaza Sarinah Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis, 14 Januari 2016 lalu. Pemblokiran situs dilakukan guna mengecilkan ruang penyebaran radikalisme.